kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / IKAN Sebut Ada 3 Hal Yang Dikejar Dalam Berantas Narkoba di Aceh Tahun 2022

IKAN Sebut Ada 3 Hal Yang Dikejar Dalam Berantas Narkoba di Aceh Tahun 2022

Jum`at, 07 Januari 2022 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Ketua DPP IKAN Syahrul. [Foto: Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tahun 2022 merupakan awalan baru bagi Aceh untuk menuju ke arah yang lebih baik lagi. Terutama dalam pembasmian Narkoba di Aceh. Sebelumnya pada konferensi pers akhir tahun 2021, Polda Aceh berhasil mengamankan lebih kurang 1,8 Ton sabu di Aceh.

Ketua DPP IKAN Syahrul mengatakan, pertama kita patut bersyukur atas laporan yang disampaikan oleh Kapolda Aceh beberapa waktu lalu.

“Bahwa perbandingan antara tahun 2020 dan tahun 2021 itu adanya penurunan angka kasus narkoba yang terjadi di Aceh,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Jumat (7/1/2022).

Dirinya mengatakan, memang ada penurunan kasus antara tahun 2020 dan 2021. Namun, kita juga tentu bersedih juga ada peningkatan angka di narkotika jenis sabu yang dimana Polda Aceh berhasil mengamankan lebih kurang 1,8 ton sabu.

“Namun disamping itu, kita tentu mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Polda Aceh dalam menangangi kasus narkotika ini,” sebutnya.

Syahrul mengharapkan, ditahun 2022 ini menjadi PR kita bersama agar angka kasus narkoba di tahun 2022 ini semakin menurun dari tahun sebelumnya.

“Tentu dalam hal ini tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, harus ada sinergitas antara lembaga seperti Kepolisian, BNN dan lainnya dengan masyarakat untuk memberantas narkoba ini,” sebutnya lagi.

Selanjutnya, Syahrul mengatakan, dari IKAN sendiri sebenarnya ada 3 hal yang harus diputuskan dan dikejar di Tahun 2022.

Pertama, suplai narkotika dari luar negeri ke Aceh. “Itu yang dapat putuskan suplai tersebut yaitu, Kepolisian, BNN dan lembaga terkait lainnya, dalam bentuk pemberantasan dan penegakan hukum,” tegasnya.

Kedua, mereka-mereka yang sudah menjadi pecandu atau penyalahgunaan narkotika atau korban ini harus direhabilitasi. “Jadi setiap korban penyalahgunaan narkotika agar segeradi rehabilitasi, supaya apa? Supaya dia tidak mengenal atau memakai lagi narkoti. Sehingga, kita mampu menekan angka narkotika yang masuk ke Aceh,” ujarnya.

Ketiga, kita harus meningkatkan edukasi pencegahan dan edukasi terhadap bahaya narkoba ini. “Dalam hal ini dimaksud, agar masyarakat yang masih clean atau tak jamah narkotika sama sekali itu tidak memakai atau terkena narkotika sama sekali. Ini harus bisa mencapai sampai ke titik lapisan masyarakat terdalam sekalipun,” tegasya.

Syahrul menyebutkan bahwa 3 hal tersebutlah yang harus dikejar untuk tahun 2022. “Tentu disini juga PR kepolisian tidak sedikit juga dalam memberantas narkoba ini, karena itu kita harus besinergi semua, harus semua bersatu, kita ketahui bersama bahwa untuk kepolisian sendiri kapasitas SDM itu sendiri masih belum mencukupi untuk menjamah seluruh wilayah di Aceh dalam hal mengamankan semua jalur-jalur masuknya narkoba ini,” ujarnya.

Sebenarnya, kata Syahrul, peran masyarakat itu sangatlah penting dalam menjaga situasi keamanan dalam hal masuknya peredaran narkoba ini.

“Namun tentu, dalam hal ini harus ada jaminan juga terhadap masyarakat sendiri dari pihak kepolisian ataupun lembaga terkait. Sebenarnya disini masyarakat juga tahu bahwa dikawasannya ataupun di lingkungannya ada pengedar ataupun jalur masuk narkoba ini,” kata Syahrul.

Namun, menurutnya, mungkin karena ada tekanan ataupun agar keselamatan dirinya (masyarakat), jadinya tidak melapor sama sekali. “Oleh karena itu, masyarakat harus mendapatkan jaminan terhadap keselamatan atau keamanan dirinya dari pihak kepolisian itu sendiri,” kata Syahrul.

Syahrul mengatakan, karena itu, harus terbangun sebuah komunikasi yang baik dan sinergitas yang kuat dari semua elemen untuk memberantas perederan narkoba di Aceh. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda