kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ikut Lomba MYRES 2023, Siswi MTsN 1 Banda Aceh Teliti Soal Pelestarian Manuskrip Kuno

Ikut Lomba MYRES 2023, Siswi MTsN 1 Banda Aceh Teliti Soal Pelestarian Manuskrip Kuno

Senin, 10 Juli 2023 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Rayyan Athifa Charirah dan Clarence Athailah Khairunnisa bersama guru pembimbing Rosalia Sari, SPd. [Foto: Dialeksis/Nora]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dua orang siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Banda Aceh sedang mengikuti ajang karya tulis ilmiah Madrasah Young Researchers Super Camp (MYRES) 2023.

Dua siswi tersebut bernama Rayyan Athifa Charirah dan Clarence Athailah Khairunnisa. Keduanya dibimbing langsung oleh Rosalia Sari, SPd dan Yusrawati, SAg. 

Adapun judul penelitian Rayyan dan Clarence yaitu "Pelestarian Manuskrip Kuno Aceh Melalui Proses Digitalisasi Sebagai Penyelamatan Sumber Informasi Sejarah Islam di Aceh". 

Guru Pembimbing Rosalia Sari, SPd mengatakan, dua siswa tersebut telah melakukan penelitian sejak April 2023 dimulai pada tahapan penyusunan rancangan penelitian, presentasi proposal, super camp online, pengumpulan sumber data, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

"Bulan Juli ini, kelompok peneliti ini sedang di tahap penyusunan laporan penelitian hingga batas waktu 3 Agustus 2023. Setelah ini tersisa 2 tahapan lagi yaitu pengunggahan laporan penelitian dan presentasi hasil penelitian," jelasnya kepada Dialeksis.com, Senin (10/7/2023).

Setelah presentasi, kata Rosalia, baru masuk ke tahap grand final. Harapannya, siswa dari MTsN 1 Kota Banda Aceh ini bisa masuk babak grand final dan bisa memperebutkan juara 1, 2 dan 3. 

Rosalia menjelaskan alasan memilih digitalisasi manuskrip Aceh untuk diteliti karena saat ini manuskrip merupakan benda bersejarah lebih rentan rusak apabila tidak dilakukan konservasi. 

"Biasanya yang menyebabkan kerusakan ini adalah karena kelembaban udara, adanya rayap maupun binatang pengerat, bencana alam, pencurian maupun kebakaran.

Saat tsunami tahun 2004 di Aceh ada 115 naskah manuskrip yang hilang dibawa bencana. Hal ini semua dapat menyebabkan terjadinya kepunahan manuskrip tersebut," jelasnya lagi. 

Untuk itu, kata Rosa, proses konservasi maupun digitalisasi merupakan solusi terbaik agar generasi selanjutnya dapat memanfaatkan manuskrip tersebut sebagai sumber informasi Sejarah Islam di Aceh.

Pemilik koleksi manuskrip Aceh yang berjumlah ratusan adalah salah satunya milik H. Tarmizi A. Hamid. Koleksi manuskripnya disimpan di Rumoh Manuskrip Aceh dan telah dikonservasi dan didigitalisasi sejak tahun 2022. 

Tujuan konservasi manuskrip melalui digitalisasi ini adalah agar manuskrip Aceh yang dimilikinya bisa dimanfaatkan secara global tanpa harus datang mengunjungi museum manuskrip, karena sebagai manusia tidaklah boleh berhenti mencari ilmu pengetahuan. 

Saat melakukan penelitian di Rumoh Manuskrip Aceh milik Tarmizi A Hamid atau lebih akrab dikenal Cek Midi, kelompok peneliti itu mendapatkan banyak sekali ilmu, pengetahuan, dan informasi terkait naskah kuno Aceh.

"Semua dijelaskan oleh Cek Midi tanpa dibatasi, dijelaskan dengan sangat jelas, rinci dan lengkap, sangat luar biasa cara beliau menjawab. Cek Midi sangat terbuka bagi siapa yang ingin mengetahui soal manuskrip Aceh," tuturnya.


Pada kesempatan itu, siswi-siswi juga diajarkan bagaimana mengalihmediakan kertas naskah kuno itu ke digital dengan teknologi canggih di Rumoh Manuskrip sehingga mudah diakses oleh siapapun. [Nor]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda