Indomie dan Telor Tak Mampu Perbaiki Tanggul yang Jebol
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekjen Yayasan Insan Meurah Silu, Razjis Fadli bersama Keuchik Juliyandi Paya Beurandang Kecamatan Tanah Luas Aceh Utara Meminta Gubernur Aceh untuk segera perbaiki tanggul yang rusak.
Razjis bersama Keuchik Paya Beurandang Juliyandi dan sejumlah masyarakat lainnya melakukan aspirasi tepatnya di sekitar tanggul yang sudah jebol dan airnya belum surut hingga saat ini.
Razjis mengatakan, kondisi Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara banjirnya mulai surut tapi beda dengan Paya Beurandang capai 1 km lebih yang masih digenangi air.
Ia sebagai pendamping yang menyampaikan aspirasi tersebut sudah mengecek dan terjun ke lapangan langsung pada Kamis (6/1/2022). Hasil dari fakta yang ditemukan benar adanya tanggul yang jebol dan ini berakibat banjir tidak akan surut.
"Saat berada di lokasi saya lihat tanggulnya memang jebol dan kami mau menyampaikan aspirasi kami," ucapnya saat dikonfirmasi Dialeksis.com, Jumat (07/01/2022).
Beberapa aspirasi yang disampaikan diantaranya adalah pertama, ia meminta khususnya Pemerintah Aceh untuk memperbaiki tanggul yang jebol tersebut.
Katanya pemerintah Aceh beberapa waktu lalu melakukan pengadaan kain sarung senilai 1,5 Miliyar. Kain sarung itu tidak bisa menutupi tanggul yang jebol tersebut, kata MTA Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh juga sarung tersebut untuk korban bencana.
Kedua SILPA tahun 2021 4,4 Milyar itu modus. Hal ini dikarenakan 4,4 Milyar itu merupakan uang yang sangat banyak tapi kenapa dikembalikan lagi padahal masih ada hal-hal lain yang harus diatasi dan digunakan.
"Misalnya tanggap bencana, itu gimana mereka mengurus anggaran," ujarnya.
Ketiga, ia hanya ingin menyampaikan aspirasinya terkait Undang-Undang Dasar itu air, bumi, dan tanah yang dilindungi oleh negara dan dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat.
"Hari ini kalau kita jadikan lelucon, air ini tidak bisa dikuasai oleh negara karena negara sibuk menguasai anggaran sehingga lupa menguasai air ini" sebutnya.
"Makanya air itu bisa terjang ke mana saja sehingga air ini tidak bisa lagi membawa kesejahteraan," tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Keuchik bersama masyarakat sudah mencoba menanggulangi tanggul jebol tersebut dengan menggunakan anggaran dana desa dan swadaya masyarakat. Namun lanjutnya ia mengatakan dana desa tersebut tidak seberapa, paling tidak hanya mampu menimbun dan menutupi di bagian-bagian tertentu.
"Kalau hanya mengandalkan dana desa aja berarti akan ada bangunan-bangunan desa yang terbengkalai," tambahnya.
Lanjutnya, pemerintah Aceh tetap memberikan bantuan tanggap bencana tetapi kita bukan ngak bersyukur terhadap bantuan yang diberikan. Namun bantuan tersebut hanya jangka pendek.
"Jika beras yang diberikan maka air akan terbawa lagi oleh banjir," tambahnya lagi.
Selain itu, bantuan tersebut juga tidak akan menutupi kerugian masyarakat yang ada.
Ia juga berharap agar pemerintah Aceh untuk segera menanggapi dan memperbaiki tanggul tersebut. Demikian juga kepada masyarakat diharapkan untuk tetap bersabar, waspada, dan banyak bersyukur.
"Saya harap pemerintah Aceh untuk segera perbaiki tanggul yang jebol dan masyarakat banyak-banyak bersabar juga," pungkasnya.