Indonesia-India Buka Jalur Dagang Aceh ke Andaman Nicobar
Font: Ukuran: - +
Reporter : safrizal
Prosesi pelepasan kapal dagag Aceh ke Kepulauan Andaman Nicobar di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, Sabtu (29/12). Foto Safrizal
DIALEKSIS.COM - Banda Aceh - Jalur dagang Aceh ke kepulauan Andaman Nicobar secara resmi dibuka di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, Sabtu (29/12) siang.
Ekspedisi jalur dagang itu secara resmi dibuka dengan ditandai pelepasan kapal dagang Aceh oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI), Konsulat Jenderal (Konjen) India di Medan, Dr. Shalia Shah,, Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar, Plt Guberner Aceh dalam hal ini diwakili Kepala Dinas Perindustrian dan Perikanan Aceh, Ketua DPRA, Sulaiman, dan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh, Muzakir Manaf yang diwakili Penasehat Kadin Aceh, Azhari Idris.
Pelepasan kapal dagang ke kepulauan Andaman Nicobar menjadi langkah awal bagi kebangkitan perdagangan Aceh setelah ribuan tahun lalu juga pernah berada di puncak keemasannya. Disamping itu kebudayaan kedua negara ini khususnya Aceh sudah tidak asing lagi.
Kemenlu RI, Dr. Arifi Saiman setelah sesi pelepasan ekspedisi kapal pionir mengatakan peluang bagi Aceh untuk merebut kembali kejayaan dagang itu kini terbuka lebar.
Arifi juga mengatakan diantara sekian banyak konsep Indo-Pacific yang dikembangkan, ini merupakan implementasi pertama yang langsung dilakukan dilapangan oleh Pemerintah Indonesia dan India di Aceh.
"Peluangnya memang kita liat, kesejarahannya, 2000 tahun lalu sudah ada hubungan antara Indonesia dan India, apalagi antara Aceh yang waktu itu tentu dikenal sebagai Samudera Pasai dengan kerajaan-kerajaan di India," kata Kemenlu RI di Krueng Raya, Aceh Besar, Sabtu (29/12) siang.
Dibukanya jalur dagang Indonesia-India melalui tranportasi Aceh ke Kepulauan Andaman Nicobar ini diharapkan dapat menjadi peluang bagi pengusaha-pengusaha muda Aceh.
Pelepasan ekspedisi ini menggunakan kapal KM Aceh Milenium berukuran sedang yang membawa sejumlah bahan keperluan seperti Mie Instan, buah kelapa, dan perabotan rotan.
Sementara Konjen India di Medan, Dr. Shalia Shah pada kesempatan itu mengatakan prosesi pelepasan kapal dagang ini akan meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan India. Kebutuhan barang dan pokok di Kepulauan Andaman Nicobar dikatakan sangat banyak mengigat wilayah tersebut sedang dalam tahap pembangunan.
"Barang yang bisa diimpor dari Aceh ke Andaman seperti sayur-sayuran, produk seni seperti perabot dari kayu, rotan, dan material bangunan seperti semen, ada banyak produk-produk," ujar Dr. Shalia Shah di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Sabtu (229/12) siang.
Dikatakan, selama ini yang menjadi kendala terkait hal itu adalah tidak adanya konektivitas secara langsung dari Aceh ke Kepulauan Andaman Nicobar. Oleh sebab itu, terselenggaranya acara ini menjadi peluang yang besar bagi kedua Negara.
Ia menambahkan, konektivitas secara langsung yang terjalin ini tidak hanya difungsikan melalui tranportasi laut, namun juga tranposrtasi udara.
"Tidak ada konektivitas langsung dari Aceh ke Andaman, tapi dari acara ini mungkin di masa depan nanti bisa ada konektivitas langsung, tidak hanya dari laut tapi juga dari udara," jelasnya.
Sebelumnya, kunjungan Kenegaraan Perdana Menteri India ke Indonesia pada tanggal 29-30 Mei 2018, Presiden Joko Widodo dan PM Narendra Modi membahas visi bersama kerja sama Maritim di Indo-Pasifik (Shared Vision On Maritime Cooperation in the Indo-Pacific). Visi bersama itu menekankan pentingnya meningkatkan kesejahteraan di kawasan antara lain melalui pengembangan konektivitas ekonomi yang berlandaskan pada norma-norma universal, hukum international, transparansi, dan saling menghormati kehormatan dan integritas wilayah. (saf)