kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ini Penjelasan Ketua PWM Aceh Sebelum Peristiwa Balai Muhammadiyah Bireuen Dibakar

Ini Penjelasan Ketua PWM Aceh Sebelum Peristiwa Balai Muhammadiyah Bireuen Dibakar

Rabu, 31 Mei 2023 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Zulkarnaini

Silaturrahmi Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Aceh Ustadz A. Malik Musa dengan Abu Mudi (Tgk. H. Hasanoel Bashry) 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Balai pengajian milik organisasi Muhammadiyah di Desa Sangso diduga menjadi sasaran pembakaran pada Selasa (30 Mei 2023).

Sebelum kejadian tragis ini, tokoh masyarakat setempat menyuarakan penolakan terhadap rencana pembangunan masjid Muhammadiyah di wilayah tersebut. 

Pertemuan yang diinisiasi oleh Penjabat (Pj) Bupati Bireuen, Aulia Sofyan, pada Senin 16 Januari 2023 lalu, menjadi wadah bagi tokoh masyarakat untuk menyampaikan menolak terhadap rencana pembangunan masjid di Desa Sangso. 

“Setelah penolakan yang begitu serius maka kita sepakati Pengurus Wilayah Muhammadiyah, Pengurus Daerah Mujammadiyah Bireuen dan Pengungrus Cabang Samalanga mundur selangkah, dengan mendapat restu dari Prof Muhajir yang hadir pada acara Musywil PW Muhammadiyah di Bireuen maka kita tidak ngotot untuk membangun masjid dulu dan kita bangun Musalla At Taqwa Muhammadiyah dan Prof Muhajir menghendaki,” kata Ketua PW Muhammadiyah Aceh A. Malik Musa, kepada DIALEKSIS.COM, Rabu (31/5/2023).

“Setelah itu dua minggu, sambil menunggu dana dari usaha Prof Muhajir dan dana sumbangan masyarakat yang sudah lama mengendap, maka Ustazd Yahya Ketua Cabang dan juga ketua panitia pembangunan musalla mengambil inisiatif untuk membangun tempat wudhuk dan wc, seminggu setelah dibangun itu tadi subuh (Selasa 30 Mei 2023) dibakar balai tua tempat singgahan jika orang-orang datang ke lokasi tersebut,” tambah A Malik Musa.

Menurut A. Malik Musa, alasan tokoh masyarakat menolak pembangunan masjid di wilayah tersebut karena sudah ada masjid di sana, maka pengurus Muhmmadiyah membangun Musalla At Taqwa.

“Kita tidak ngotot bangun masjid alasan tokoh setempat sudah ada mesjid, tapi kita bangun musalla, jadi sebenarnya tidak ada konplik lagi, apalagi saya sudah bersilaturahim ke Abu Mudi, Abu menyambut silaturrahim ini di Dayah Mudi Samalanga sangat bersahaja dan akrab,” ujar A. Malik Musa.

“Saya lihat gerakan seperti ini ada yang memanfaatkan momentum politik menjelang 2024, solusinya Polisi harus mengungkapkan pelaku yang sebenarnya ke publik”.

“Kita harus hati-hati dalam bersikap terutama sesama muslim dan harus rela menerima perbedaan dalam menjalankan ibadah,” kata A. Malik Musa.

“Kalau kita pertentangkan perbedaan akan masuk provokator atau musuh Islam untuk mengadu domba sesama Islam dan mereka akan bertepuk tangan tertawa”.  

“Maka sebagai daerah Syariat Islam mari sama-sama kita bangun dan kita isi Syariat Islam di Aceh satukan barisan dalam kebersamaan, lebih banyak yang sama, kita buang perbedaan yang kecil,” pungkas A. Malik Musa.

"Solusinya polisi harus menangkap pelaku yang membakar balai tersebut, karena kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi, kalau sudah dapat orangnya sudah bisa kita urai benang kusut selama ini," kata A. Malik Musa.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda