kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ini Penyebab Pimpinan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Mundur

Ini Penyebab Pimpinan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Mundur

Rabu, 04 September 2019 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh berunjukrasa di depan biro rektorat kampus tersebut, Rabu (4/9/2019). [FOTO: Sara Masroni/Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Prof Eka Srimulyani salah satu dari 10 pimpinan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry yang mengundurkan diri akhirnya buka suara terkait alasannya mundur dari jabatan dekan fakultas tersebut.

Prof Eka hadir di tengah kerumunan mahasiswa Psikologi yang melakukan unjuk rasa di depan Biro Rektorat UIN Ar-Raniry, Rabu (4/9/2019).

Dalam klarifikasinya, Prof Eka sengaja mengundurkan diri dari jabatan dekan yang diembannya karena alasan penelitian ke India.

"Anak-anakku, di negara kita, regulasinya memang seperti itu. Bila pergi dalam waktu yang lama, maka apapun jabatan yang diemban harus ditinggalkan (mengundurkan diri)," kata Prof Eka di hadapan para mahasiswa.

"Cukup ya, Ibu rasa. Itu saja," tutup Dekan Fakultas Psikologi itu.

Ia mengatakan, penelitian tersebut dilaksanakan di India selama 10 hari dan berlanjut ke Seoul Korea pada 15 atau 20 September mendatang, selama 3 bulan.

Berita terkait: Mahasiswa Unjukrasa Pertanyakan Mundurnya Pimpinan

Saat dihubungi Dialeksis.com, Ketua Alumni Fakultas Psikologi, Agus Ismansyah membantah alasan Ibu Dekan. 

Sebab menurutnya, di tahun-tahun sebelumnya Prof Eka pernah penelitian seperti ini, tetapi tidak sampai mengundurkan diri.

"Kami yakin itu bukan alasan utama Prof Eka mengundurkan diri, pasti ada alasan lain," ujar Agus.

Selanjutnya, Rektor UIN Ar-Raniry Prof Warul Walidin ikut menanggapi aksi yang dilakukan mahasiswa Fakultas Psikologi.

Di hadapan para pengunjuk rasa, Prof Warul berjanji secepatnya akan memanggil dan berdiskusi dengan 9 dosen lainnya yang ikut mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas.

"Kita selesaikan secepatnya," kata rektor.

Menanggapi klarifikasi tersebut, Korlap Aksi, Syauki Umardian mengatakan pihaknya tidak menuntut soal pengunduran diri 10 pimpinan Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry.

"Kita hanya ingin pengganti yang akan mengemban amanah tersebut adalah orang yang berkompeten," kata Syauki di hadapan rektor dan mahasiswa pengunjuk rasa.

Syauki juga menyesali karena saat meminta audiensi dengan pihak rektorat dua hari lalu, langsung ditolak pihak Kasubbag Umum Rektorat UIN Ar-Raniry.

"Harusnya kita audiensi kemarin siang, secara kekeluargaan. Tapi apa kata bagian umum, hal itu tidak mungkin," ungkap Korlap Syauki.

"Kami minta disiplin ilmu kami dihargai, bukan malah minta audiensi langsung ditolak seenaknya, " tambahnya.

Menanggapi hal ini, Wakil Rektor (Warek) III UIN Ar-Raniry, Dr Saifullah ikut angkat bicara. 

Menurutnya, bukan ditolak tapi memang karena pihak rektorat sedang sibuk mempersiapkan prosesi wisuda semester genap tahun akademik 2018/2019.

"Kalau mau audiensi, ruang saya terbuka setiap hari (selama jam kerja) untuk kalian. Hape saya aktif 24 jam dan rumah saya dekat lapangan (UIN) Ar-Raniry. Kenapa harus aksi seperti ini," kata Warek III UIN Ar-Raniry.

Warek III meminta mahasiswa untuk tenang dan membicarakan persoalan mereka melalui diskusi secara baik-baik.

Ia juga menanggapi reakreditasi Fakultas Psikologi UIN Ar-Raniry. Saiful menjelaskan, pihaknya harus menunggu antrian hingga 2021.

Namun yang disesali pengunjuk rasa adalah tidak adanya upaya pihak rektorat melakukan lobi untuk mempercepat reakreditasi fakultas tersebut.

Hingga berita ini ditayangkan, mahasiswa pengunjuk rasa masih beraudiensi dengan pihak rektorat di Aula Lantai III Biro Rektorat UIN Ar-Raniry.(sm)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda