kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ini Temuan MPO dan YARA di Pengelolaan Ternak Sapi Saree

Ini Temuan MPO dan YARA di Pengelolaan Ternak Sapi Saree

Jum`at, 05 Juni 2020 09:21 WIB

Font: Ukuran: - +

Tangkap layar kondisi sapi-sapi di UPTD IBI Saree, Aceh Besar. [Foto: dok Facebook Syakya Meirizal]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pengelolaan ternak sapi di UPTD Inseminasi Buatan Inkubator (IBI) Saree, Aceh Besar, di bawah Dinas Peternakan Aceh diduga terjadi penyimpangan.

Koordinator Masyarakat Pengawal Otsus (MPO) Aceh, Syakya Meirizal melalui unggahan live facebook miliknya, Kamis (4/6/2020) mendatangi langsung tempat tersebut dan merekam bagaimana kondisi sapi-sapi di UPTD IBI Saree.

"Saya sampaikan bahwa informasi yang beredar di media massa saat ini adalah informasi faktual, bukan hoax atau framing media untuk mendiskreditkan Pemerintah Aceh. Faktanya memang (sapi) benar-benar kurus kering. Bisa dilihat sendiri," ungkap Syakya Meirizal melalui ungguhan facebooknya.

"Inilah kondisi sapi yang dibeli dengan uang rakyat Aceh. Kurus kering. Padahal tahun kemarin ada pengadaan pakan konsentrat dan pakan rumanisia dengan nilai miliaran rupiah. Jadi kalau ada yang bertanya kemana selama ini uang rakyat, beginilah kondisi," tambahnya.

Koordinator MPO Aceh itu berujar, kepada instansi terkait seperti Kepala Dinas Peternakan Aceh dan Kepala UPTD IBI Saree, pihak MPO akan membawa kasus ini ke penegak hukum untuk diusut, sebab pendanaan pengelolaan ternak tersebut berasal dari APBA.

"Mudah-mudahan ini jadi bukti bagi kita. Kami meyakini ada penyelewengan penggunaan anggaran atau uang rakyat dalam proses pengadaan sapi ini atau bahkan pengadaan pakannya," ungkap Syakya.

Selanjutnya, Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) juga ikut menyayangkan kondisi tidak terawatnya sapi-sapi di UPTD IBI Saree itu.

"Ini adalah binatang peliharaan, tetapi kalau yang kita lihat hari ini, bukannya jadi binatang peliharaan melainkan penyiksaan terhadap binatang," ungkap Sekretaris YARA, Fakhrurrazi melalui unggahan facebook tersebut.

"Memang kondisi real-nya saat ini sangat miris. Sapi tanpa ada asupan makanan yang cukup. Yang kita lihat, sapinya hanya terbungkus dengan tulang dan kulit. Kita berharap pemerintah hari ini jangan cuma duduk, diam dan mendapatkan laporan ABS (asal bapak senang)," tambahnya.

Pihaknya juga mendapat laporan dari masyarakat sekitar dan mantan karyawan di sekitar pengelolaan ternak tersebut bahwa setiap harinya ada lima ekor sapi yang mati karena kekurangan asupan makanan.

"Hanya sekitar delapan orang yang bekerja memberi makan, kemudian delapan orang lainnya menjaga ternak. Dengan jumlah sapi sebanyak ini, tentu jumlah karyawannya tidak memadai," ungkap Fakhrurrazi.

"Terkait penyelewengan, kita belum menyelusuri. Tapi kalau memang dana itu ada dan memang diperuntukkan untuk asupan peliharaan di sini, harusnya tidak terjadi hal-hal seperti ini," pungkasnya.

Sebelumnya pada Kamis (4/6/2020) malam, Dialeksis.com menurunkan berita bahwa Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) melaporkan sebanyak 400 sapi di UPTD IBI Saree dalam kondisi kurus tanpa makan.

Padahal, menurut penelusuran MaTA, Pemerintah Aceh sudah mengeluarkan anggaran ke UPTD tersebut sejak 2019 dan 2020 sebesar Rp. 158.640.254.000 dan ini berdasarkan pagu anggaran APBA Aceh. (sm)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda