DIALEKSIS.COM | Jantho - Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto S.STP MM yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan, HM Ali SSos MSi memimpin pertemuan antara Pemkab Aceh Besar dengan rombongan dari Perusahaan Findco Investors Berhad Delegations Kuala Lumpur Malaysia di Ruang pertemuan Mal Pelayanan Publik (MPP) Aceh Besar di Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya, Rabu (25/9/2024).

Ikut hadir Kepala DPMPTSP Aceh Besar Agus Husni SP, Kadisparpora Abdullah SSos, Kadistan Jakfar SP MSi, Kadis Pangan Alyadi SPi MM, Kadis Kelautan dan Perikanan Arifin SHi MSi, serta Kabag SDA dan Ekonomi Darwan ST.

Adapun rombongan dari Perusahaan Findco Investors Berhad Delegations Kuala Lumpur Malaysia terdiri dari Muhammad Affendi bin Mohd Dilif, Nor Azlan bin Dali, Dato' Sri Haji Khairuddin bin Yaakob, serta anggota rombongan lainnya. Adapun penghubung pada pertemuan itu adalah A. Malik Musa.

Dalam kesempatan itu, M Ali SSos MSi mengutarakan berbagai potensi SDA, pariwisata, perekonomian, peternakan, pertanian, pengelolaan sampah, dan sektor ekonomi masyarakat lainnya.

Dijelaskannya, Aceh Besar memiliki lahan yang sangat subur dan luas. Sektor pertanian merupakan sektor andalan yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat. Padi, peternakan, perikanan, kelautan, serta pariwisata sangat potensial untuk dikembangkan secara berkelanjutan untuk kemakmuran masyarakat.

Pada kesempatan itu, investor dari Malaysia juga meninjau pelayanan di MPP Aceh Besar dan mengaku sangat puas dengan pelayanan publik yang diberikan di tempat tersebut.

Apalagi, MPP Aceh Besar selama ini menjadi percontohan bagi pelayanan publik di Provinsi Aceh.

Sementara itu, Muhammad Affendi bin Mohd Dilif menjelaskan, kehadiran mereka ke Kabupaten Aceh Besar adalah untuk menjalin silaturahmi dan melihat berbagai potensi kerjasama yang mungkin dilakukan antara Aceh Besar dengan pihak mereka. 

"Kami sangat berterima kasih atas sambutan yang sangat baik dari Pemkab Aceh Besar," ujarnya.

Selama berada di Aceh Besar, ia bersama rombongan mengaku sangat tertarik dan kagum terkait syariat Islam yang dianut masyarakat Aceh serta potensi SDA yang ada.[*]