Jum`at, 16 Mei 2025
Beranda / Berita / Aceh / Jaga Marwah Banda Aceh, Walikota Illiza Hidupkan Kembali Pageu Gampong

Jaga Marwah Banda Aceh, Walikota Illiza Hidupkan Kembali Pageu Gampong

Jum`at, 16 Mei 2025 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal meluncurkan Pageu Gampong atau “pagar kampung”, suatu sistem sosial berbasis partisipasi masyarakat dalam menjaga marwah syariat, ketertiban umum, dan nilai-nilai kearifan lokal. [Foto: Prokopim BNA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal meluncurkan Pageu Gampong atau “pagar kampung”, suatu sistem sosial berbasis partisipasi masyarakat dalam menjaga marwah syariat, ketertiban umum, dan nilai-nilai kearifan lokal.

Pageu Gampong yang dihidupkan kembali oleh Pemerintahan Illiza-Afdhal merupakan wujud konkret kolaborasi antara aparatur gampong, tokoh masyarakat, aparat keamanan, pemuda, dan alim ulama dalam mencegah serta menanggulangi pelanggaran syariat Islam.

Untuk tahap pertama, ada 11 desa di Banda Aceh yang telah memiliki tim pageu gampong, yakni Gampong Jawa, Beurawe, Cot Masjid, Lambaro Skep, Lamteh, Lhong Raya, Blang Oi, Peuniti, Punge Blang Cut, Ulee Lheue, Cot Lamkuweuh, Alue Naga, Rukoh, Tibang, Kampung Baru, dan Lamgugop.

Peluncuran salah satu program 100 hari pertama Illiza-Afdhal itu, ditandai dengan pemasangan pin kepada tim pageu gampong oleh Wali Kota Illiza, Kapolresta Kombes Pol Joko Heri Purwono, Wakil Ketua DPRK Daniel Abdul Wahab, dan unsur forkopimda lainnya, serta Plt Sekdako Banda Jalaluddin di aula balai kota, Kamis (15/5/2025).

Illiza menyebut peluncuran sistem kearifan lokal warisan indatu tersebut, berangkat dari kondisi ibu kota yang kian meresahkan, “Terutama pelanggaran syariat yang terjadi hampir di setiap sudut kota, mulai dari khalwat, seks bebas, khamar, hingga narkoba.”

Dalam kurun waktu dua bulan lebih memimpin Banda Aceh, setiap mendapati kasus pelanggaran syariat, ungkap Illiza, pasti ada indikasi penyalahgunaan narkoba. “Kemarin pesta ekstasi, hari ini sabu.”

Saatnya segenap elemen bergerak menjaga kota. “Ini rumah kita. Kita ingin Banda Aceh menjadi jannah, aman, nyaman, dan bahagia. Walau mayoritas (pelanggar syariat) bukan warga kota, tapi semua masyarakat di sini adalah titipan Allah bagi kita,” ujarnya.

“Kalau bukan kita yang pageu, jaga, siapa lagi. Maka yang harus dibangun adalah sistem yang berkelanjutan. Kemarin kita sudah pasang lampu di Ulee Lheue. Nanti juga kita lengkapi dengan cctv, pos jaga, dan Musala,” ujar Illiza.

Ia pun menekankan fungsi pageu gampong sebagai upaya pencegahan, “Bukan hanya soal maksiat, tapi juga aliran sesat, dan hal lain yang bisa mengganggu ketertiban, keamanan, dan kenyamanan di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya lagi. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
diskes
hardiknas