Beranda / Berita / Aceh / Jumat Curhat Jelang Ramadan, Warga Resah Aksi Balap Liar di Banda Aceh

Jumat Curhat Jelang Ramadan, Warga Resah Aksi Balap Liar di Banda Aceh

Jum`at, 31 Januari 2025 23:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Polresta Banda Aceh menggelar Jumat Curhat pada Jumat (31/1/2025) yang mengangkat tema “Menjaga Harkamtibmas Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1446 H". [Foto: Humas Res BNA}


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Jumat curhat merupakan salah satu program yang dicetuskan oleh Kapolri guna menerima kritikan dan keluhan warga guna disampaikan kepada pihak Kepolisian.

Program bertajuk “Jumat Curhat” ini merupakan upaya silaturahmi sekaligus merupakan wujud interaksi langsung antara Kepolisian dengan masyarakat.

Kapolresta Banda Aceh melalui Kabag Ops Kompol Yusuf Hariadi mengatakan, Program Jumat Curhat adalah program komunikasi dua arah antara Polri dengan masyarakat.

"Dalam hal ini untuk membahas permasalahan seputar Kamtibmas dan pelayanan Polri terhadap masyarakat,” kata Kabag Ops di salah satu warung kopi di Banda Aceh, Jumat (31/1/2025) yang hari ini mengangkat tema “Menjaga Harkamtibmas Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1446 H".

Salah satu warga menyampaikan keluhan terkait remaja yang sering melakukan aksi balap liar setiap hari Juma’t, walaupun berbagai upaya telah dilakukan dengan perangkat desa untuk menutup portal jalan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue

"Tapi masih sering terkendala karena para remaja tetap melakukan aksi balap liar. Mereka tetap berusaha masuk ke jalan dengan cara mereka sendiri untuk melakukan balap liar pada jam-jam kecil," ucap warga.

Kabag Ops Kompol Yusuf Hariadi menanggapi keluhan tersebut dan menjelaskan bahwa Polresta Banda Aceh telah memfilter dan mengeset terkait pengamanan menjelang Bulan Suci Ramadhan 1446 H dan sudah dipetakan. Salah satunya Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh.

“Kenapa kita petakan, situasi kamtibmas menjelang bulan suci ramadhan sangat meningkat dari hari biasanya. Hari ini sudah kita lakukan Saweu Gampong dengan cara Jumat Curhat. Kami dari Polresta Banda Aceh juga akan terus meningkatkan berbagai kegiatan, sebagai contoh kita laksanakan strong point pagi maka kita ganti menjadi stong point pada sore hari, dengan tujuan untuk melakukan pengamanan aktivitas keramaian pada saat membeli takjil dan membantu pengamanan lalulintas," jelas Kompol Yusuf Hariadi.

Lalu lanjutnya, potensi kejahatan dan gangguan ketertiban masyarakat di Kota Banda Aceh diprediksi meningkat menjelang bulan puasa, dan pihaknya mengajak warga untuk bersama meningkatkan dalam menjaga keamanan dan kewaspadaan di lingkungannya masing-masing dan Polisi juga akan rutin melakukan patroli.

"Kami juga telah melakukan imbauan kepada anak- anak sekolah untuk tidak melakukan kegiatan yang melanggar hukum, baik itu balap liar maupun hal lainnya. Aksi balap liar di Kota Banda Aceh masih terus terjadi di bulan Suci Ramadan. Aksi Balap liar tersebut dilakukan oleh sejumlah muda-mudi saat tengah malam menjelang waktu sahur,” sambungnya.

Dengan menggunakan jalan umum mereka melakukan aksi balapan liar, sehingga balapan liar tersebut akan mengganggu aktivitas masyarakat pengguna jalan lainnya. "Kami tentunya akan melakukan penindakan terhadap mereka itu," tegasnya.

Kemudian, sambung Kompol Yusuf Hariadi, memindak lanjuti kejadian meninggalnya seniman Aceh yang terjadi di depan Polsek Ulee Lheue, pihaknya mengajak masyarakat perlu sama-sama mengkoreksi diri dan berembuk kepada Forkopimcam Meuraxa, agar  dapat mengambil langkah apa saja yang perlu dilakukan agar berkurangnya aktifitas balap liar di Jalan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue dan guantibmas lain.

Menanggapi hal tersebut, Camat Meuraxa Mustafa mengatakan bahwa kegiatan aksi balapan liar, baik pada saat kegiatan ibadah sholat Jumat berlangsung maupun pada malam hari di jalan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, rata-rata bukan warga dari Kecamatan Meuraxa.

"Kita bisa melihat pasca kejadian kemarin, yang menjadi korban laka lantas bukanlah warga Kecamatan Meuraxa, melainkan warga salah satu Kecamatan di Aceh Besar. Ini membuktikan bahwa masih ada orang tua yang tidak menjaga anaknya berkeliaran di tengah malam dengan melakukan aksi balapan di wilayah kami," tutur Mustafa.

Pada kesempatan tersebut, masyarakat yang hadir terutama Forkopimcam Meuraxa, menghadapi Bulan Suci Ramadhan 1446 H, mari sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Apa saja yang perlu kita persiapkan untuk menyambut bulan suci ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi, mari kita bicarakan bersama-sama pada kesempatan ini," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh, Wahyudi, mengatakan, perlu dirinya tegaskan dengan menutup portal jam kecil, akan dimanfaatkan oleh anak-anak balap liar yang mana track tersebut sepi dan panjang sehingga peluang tersebut dimanfaatkan oleh anak-anak aksi balap liar.

"Untuk itu kita akan berupaya akan membuat marka jalan atau speed bump secepatnya guna mempelambat laju kecepatan anak-anak yang ingin beraksi balap liar tersebut," ucap Wahyudi.

Terkait dengan menghadapi jajanan takjil di bulan Ramadhan ini, Dishub Banda Aceh nantinya akan melakukan rapat khusus dengan Satuan lalulintas Polresta Banda Aceh untuk dipetakan penjagaan penjual jajanan takjil pada sore hari guna mengurangi kemacetan akibat adanya yang berjualan di emperan badan jalan.

Sementara itu, Kasat Pol PP dan WH Kota Banda Aceh Muhammad Rizal, menjelaskan, bahwa mereka berfokus kepada penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) dan penegakan Syariat Islam yang mana saat ini Ulee Lheue menjadi prioritas utama.

"Kami akan membuat pos dan portal, baik itu di jalan pelabuhan Ulee Lheue dan di Gampong Jawa, dimana wilayah tersebut menjadi tempat rawan pelanggaran Syariat Islam dan Live Musik juga sering dilakukan, sehingga mengganggu aktifitas masyarakat," jelas M Rizal.

Menurutnya, salah satu kendala yang dihadapi, kurangnya penerangan baik itu lintasan jalan pelabuhan Ulee Lheue ke Gampong Jawa dan belakang Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh sehingga menjadi tempat rawan pelanggaran syariat islam yang dilakukan oleh muda mudi.

"Oleh karena itu, kita akan membangun pos di beberapa titik dan akan kita buat piket penjagaan sehingga akan menghambat masyarakat untuk melakukan aktifitas baik itu musik yang besar maupun kegiatan masyarakat lainnya yang menimbulkan pelanggaran syariat Islam," pungkasnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI