Anggota Komisi IV DPRA, Ihsanuddin. [Foto: IST] 

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - DPRA sudah mengesahkan Qanun APBA Tahun 2022 senilai Rp 16 triliun lebih dalam rapat paripurna di Gedung DPRA, Selasa (11/01/2022).

Sementara itu, Pemerintah Aceh berjanji akan memfokuskan pembangunan rumah duafa sebanyak 7.811 unit. Itu merupakan target pembangunan rumah duafa tertinggi yang pernah dianggarkan dalam APBA setiap tahun selama periode kepemimpinan Nova.

Namun, target pembangunan yang begitu tinggi itu dinilai menjadi sebuah tantangan berat bagi pemerintah Aceh, dikarenakan APBA yang disahkan itu merupakan tahun terakhir periode kepemimpinan Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah (tahun 2017-2022).

Anggota Komisi IV DPRA, Ihsanuddin mengatakan pembangunan rumah dhuafa memang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pemerintahan Irwandi-Nova. Namun, di awal-awal periode DPRA melihat pemerintah kurang fokus terhadap pembangunan rumah dhuafa.

"Lalu, di tahun terakhir ini baru dipaksakan dalam jumlah yang besar setelah mendapat desakan dari DPR Aceh, LSM, media, OKP, Ormas dan semua pihak yang peduli terhadap pembangunan Aceh," ungkapnya kepada Dialeksis.com, Jumat (14/01/2022).

Ihsanuddin menjelaskan jumlah pembangunan rumah dhuafa yang membludak tahun 2022 itu perlu disegerakan untuk melakukan proses pekerjaan dengan mekanisme atau aturan yang telah ditetapkan, sehingaa di bulan Februari pengerjaan pembangunan itu sudah terlaksana.

"Di samping itu, pengawasan juga sangat diperlukan agar pembangunan rumah dhuafa harus terjaga kualitas dan bisa fungsional kepada masyarakat miskin sebagai penerima," tegasnya.

Menurutnya, salah satu indikator kemiskinan adalah masih banyak rumah yang tidak layak huni. Ia merekomendasikan agar pemerintah Aceh benar-benar serius mewujudkan pembangunan rumah dhuafa dengan jumlah yang telah ditetapkan bisa diselesaikan di tahun anggaran 2022 ini.