kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Jurnalis Hadapi Tantangan di Rezim Kepemimpinan Baru

Jurnalis Hadapi Tantangan di Rezim Kepemimpinan Baru

Sabtu, 09 Maret 2024 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Haris
Seminar Nasional yang diinisiasi AMSI Aceh dengan menghadirkan 4 narasumber, antara lain Asnawi Kumar (kiri), Wahyu Dhyatmika (dua dari kiri), Agustiar (tengah) sebagai moderator, Juli Amin (dua dari kanan), dan Aldin (Kanan). [Foto: Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Meski kebebasan pers Indonesia telah dicapai pada 1999 yang ditandai dengan lahirnya UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers, namun hambatan dan tantangan terhadap kebebasan pers terus terjadi. 

Data Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menunjukkan terjadi 1.040 kasus kekerasan berbagai jenis pada jurnalis sejak 2006-2023, mulai dari serangan fisik, intimidasi, digital, dan seksual. Sebagian besar serangan tersebut berakhir dengan impunitas karena penegakan hukum yang lemah dan tidak berpihak.

Ketua AJI Banda Aceh, Juli Amin menyebut masih tersisa “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan oleh rezim pemerintahan baru terpilih nantinya hasil Pemilu 2024. Diantaranya, yaitu Kekerasan terhadap jurnalis dan regulasi yang menghambat kebebasan pers, Problematika Kesejahteraan jurnalis dan pemutusan hubungan kerja sepihak, serta terkait skill dan profesionalisme jurnalis Indonesia. 

Kemudian dari segi internal, tantangan yang dihadapi oleh jurnalis adalah potensi konflik kepentingan antara kebebasan jurnalistik dan kepentingan bisnis dari pemilik perusahaan media. 

“Pemilik kerap memiliki agenda atau kepentingan bisnis tertentu yang dapat mempengaruhi pemberitaan. Hal ini dapat membatasi kebebasan dan independensi dalam memberikan informasi yang objektif kepada publik. Jurnalis harus berjuang untuk mempertahankan integritas mereka dan menjaga agar tidak terpengaruh oleh tekanan atau pengaruh eksternal yang mungkin timbul dari pemilik perusahaan," ujar Juli dalam Seminar Nasional Transformasi ekosistem bisnis media siber dalam era kepemimpinan baru Indonesia, Sabtu (9/3/2024) di Aula Gedung Mawardi Nurdin Balai Kota Banda Aceh.

Kemudian di era digital saat ini, kapasitas jurnalis menjadi lebih penting dari sebelumnya karena mereka harus menguasai keterampilan teknologi, literasi data, dan pemahaman tentang media sosial. 

“Mereka perlu mampu menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan relevan bagi audiens yang semakin terhubung secara digital. Selain itu, kemampuan untuk memverifikasi informasi dan menghadapi tantangan etika dalam era digital juga menjadi hal yang sangat penting bagi jurnalis," pungkas Juli Amin. [ha]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda