DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badai dan banjir bandang yang melanda Aceh membuat sebagian besar wilayah terputus dari aliran listrik. Di tengah kondisi gelap gulita itu, Kepala Bidang Manajemen Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Mursal, S.Pd., M.Si, bergerak cepat turun ke sejumlah dayah untuk memasang lampu solar cell sebagai sumber penerangan darurat.
Mursal menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar respons teknis, tetapi bentuk tanggung jawab moral terhadap kebutuhan para santri dan pengurus dayah.
“Kami tidak bisa menunggu situasi membaik. Dayah harus tetap hidup, dan penerangan adalah kebutuhan paling mendesak saat listrik padam total,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Ia menyebutkan, kondisi di lapangan sangat memprihatinkan. Banyak pesantren gelap total sejak malam pertama listrik padam akibat cuaca ekstrem.
“Santri tidak boleh beraktivitas dalam gelap. Selain mengganggu proses belajar, kondisi itu juga membahayakan,” tambahnya.
Gerak cepat tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut instruksi Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), yang meminta seluruh perangkat daerah turun langsung membantu masyarakat terdampak bencana. Mursal memastikan pihaknya akan terus berada di lapangan sampai kebutuhan dasar dayah terpenuhi.
Dinas Pendidikan Dayah Aceh menegaskan komitmennya untuk mendistribusikan lebih banyak solar cell ke wilayah-wilayah yang belum tersentuh bantuan. Pengurus dayah dan masyarakat menyambut positif langkah ini. Mereka mengatakan pemasangan lampu tenaga surya membuat aktivitas malam hari kembali berjalan.
Dinas Dayah juga memastikan pemantauan akan terus dilakukan hingga situasi di Aceh benar-benar pulih. [*]