kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kadisdik Sebut SMK Penerbangan Aceh Harapan Industri Dirgantara

Kadisdik Sebut SMK Penerbangan Aceh Harapan Industri Dirgantara

Rabu, 07 Agustus 2024 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, saat mengunjungi SMK Penerbangan. [Foto: Disdik Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - SMK Penerbangan di Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi sekolah kejuruan yang unggul dan kompetitif, mengingat jumlahnya yang masih sangat terbatas di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, pada Selasa (6/8/2024).

Dengan visi membangun industri penerbangan yang kuat, pendirian sekolah ini didorong oleh pemimpin terdahulu yang memahami letak strategis Aceh sebagai jalur lintasan penerbangan internasional.

"Aceh adalah daerah yang sering dilewati pesawat dari Singapura menuju Dubai atau London, memberikan keunggulan komparatif untuk pengembangan industri penerbangan," ujar Marthunis, mengutip data dari aplikasi FlightRadar.

Pendirian SMK Penerbangan ini adalah salah satu inisiatif untuk mendukung terciptanya industri penerbangan di Aceh. Untuk memenuhi kebutuhan industri, lulusan SMK Penerbangan harus memiliki kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan berkolaborasi.

Lanjut dia, ketiga kompetensi ini hanya dapat berkembang dalam kondisi demokratis yang bebas dari penindasan dan kekerasan. Dinas Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menjadikan SMK Penerbangan sebagai tempat yang aman, egaliter, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 

"Kami menolak segala bentuk kekerasan yang bisa menghambat perkembangan kompetensi siswa," tegasnya.

Marthunis juga menyampaikan visi besar menjadikan Blang Bintang sebagai pusat industri dirgantara dengan hadirnya SMK Penerbangan sebagai daya tarik utamanya. Untuk mencapai visi ini, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang baik dan iklim investasi yang kondusif. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa iklim pendidikan di SMK Penerbangan bebas dari kekerasan dan penuh persaudaraan.

"SMK Penerbangan harus dijaga lebih dari kepentingan individu karena merupakan penyuplai SDM yang berkualitas. Mereka yang merusak citra sekolah ini adalah musuh bersama yang harus diperbaiki, atau dikeluarkan jika tidak bisa diperbaiki," tambah Marthunis.

Dengan SDM berkualitas, industri penerbangan diharapkan akan berkembang di Aceh, menjadikan Blang Bintang sebagai pusat industri dirgantara atau "Aerocity" yang akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Hubungan SMK Penerbangan dengan rencana besar ini diibaratkan seperti hubungan Silicon Valley dan Stanford University di California, di mana perusahaan-perusahaan teknologi besar bermarkas dekat institusi pendidikan yang menyuplai tenaga kerja terampil.

Dengan adanya SMK Penerbangan, diharapkan para alumni menjadi tenaga kerja andal, menarik minat perusahaan-perusahaan penerbangan untuk berinvestasi di Aceh. 

"Misalnya, ketika Garuda ingin mendirikan pusat pemeliharaan pesawat, mereka akan mempertimbangkan lokasi yang memiliki bandara representatif dan tenaga kerja terampil dari alumni SMK Penerbangan. Ini akan membuat Aceh menjadi pusat industri penerbangan yang berkembang pesat," tutup Marthunis. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda