kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kadistanbun Aceh Yakin Program Gepeuaman Bisa Tekan Inflasi

Kadistanbun Aceh Yakin Program Gepeuaman Bisa Tekan Inflasi

Rabu, 14 September 2022 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MP. [Foto: Dialeksis/Nora]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) Aceh, Ir. Cut Huzaimah, MP. mengatakan saat ini terdapat tiga kabupaten yang sudah mengimplementasikan program Gerakan Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam (Gepeuaman). 

Yaitu, di Kabupaten Aceh Timur seluas 1000 hektar, Pidie 600 hektar, dan Aceh Jaya 400 hektar.  

Inovasi dari Distanbun Aceh itu mulai diperkenalkan pada 2021, yang perdana diterapkan di Kabupaten Pidie Kecamatan Mutiara Timur. 

“Kita berharap, jika seandainya dana mendukung maka kita coba kepada semua kabupaten sentral produksi dan tanaman pangan,” kata Huzaimah saat diwawancarai Dialeksis.com di ruang kerjanya, Rabu (14/9/2022). 

Dampak yang dirasakan sudah terlihat di Kabupaten Pidie dan Aceh Jaya di tahun 2021, sebelum ada program Gepeuaman petani menyadari produksi mereka hanya 7 Ton per hektar. Tetapi setelah berjalan program Gepeuaman bisa mencapai 10 ton/hektar dan ubinannya dihitung langsung BPS. 

Di Aceh Jaya tahun 2022 juga sudah panen, sebelum Gepeuaman mereka produksinya 8 Ton per hektar, sekarang setelah Gepeuaman bisa mencapai 12 ton per hektar. 

“Ini menunjukkan hara-hara di dalam tanah yg kemarin terikat bisa terlepas dan hari ini bisa dimanfaatkan oleh tanaman padi,” jelasnya. 

Huzaimah mengatakan, dalam memasifkan program Gepeuaman, pihaknya akan terus gencar melakukan sosialisasi dengan trik dan strategi khusus agar mudah dipahami petani. 

“Karena ini program baru dan masyarakat antara iya dan tidak, mereka juga masih bingung bagaimana program ini,” ungkapnya. 

Untuk itu, kata dia, akan disampaikan sosialisasi dalam bentuk lagu. Huzaimah akan menciptakan sebuah lagu tentang Gepeuaman, agar lebih mudah dipahami dan gembira mendengarnya. 

Di samping itu, pihaknya juga memberikan contoh-contoh daerah yang sudah berhasil terapkan program Gepeuaman seperti di Kabupaten Pidie, Aceh Timur, dan Aceh Jaya. 

“Petani kalau sudah melihat ini tentu akan mudah untuk diaplikasikan, tentunya dengan riang gembira sambil mendengar lagu Gepeuaman setiap saat,” terangnya. 

Kedepan, tidak hanya berhenti di tiga kabupaten saja, tetapi Distanbun Aceh akan menerapkan di semua sentral produksi atau tanaman pangan di seluruh Aceh. 

“Target pertama itu padi, karena lahan sawah kita paling luas, baru nanti masuk ke tanaman pangan lainnya dan masuk ke hortikultura,” sebutnya. 

Ia berharap, program ini bisa dihafal sehingga petani menjadi terbiasa dengan Gepeuaman.  

Kemudian, ketergantungan terhadap pupuk kimia juga semakin bisa dikurangi, karena pupuk kimia semakin lama semakin mahal. 

“Kalau mahal pupuk tentu biaya produksi itu mahal, bisa menyebabkan harga pangan menjadi mahal, lalu kembali jadi inflasi,” ungkapnya. 

Ini salah satu upaya Distanbun Aceh agar tidak terjadi inflasi, dengan biaya produksi rendah dan petani bisa mendapatkan keuntungan yang besar, akibat tidak bergantung lagi pada pupuk kimia. 

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda