DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pendidikan Aceh melalui UPTD Balai Tekkomdik Aceh menggelar pembelajaran kolaboratif bertajuk “Kasmaran Matematika” yang dilaksanakan di ruang Co-Learning UPTD Balai Tekkomdik, sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh panitia.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa SMA dari wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar yang sebelumnya telah mendaftarkan diri sebagai peserta.
“Kasmaran Matematika” merupakan program inovatif yang menghadirkan pembelajaran matematika dengan pendekatan menyenangkan dan relevan.
Kegiatan ini diisi oleh akademisi dari Universitas Syiah Kuala (USK) serta tenaga pengajar dari beberapa lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Banda Aceh. Pembelajaran dilakukan secara kolaboratif melalui diskusi dan pemecahan masalah bersama, yang bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A., saat ditemui usai rapat di ruang Co-Learning pada Kamis (2/10/2024), menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam membangun kecintaan siswa terhadap mata pelajaran matematika.
“Kegiatan ini adalah upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan untuk membuat siswa ‘kasmaran’ atau mencintai matematika. Jangan jadikan matematika sebagai momok yang menakutkan, tetapi jadikan matematika sebagai kemesraan dalam proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kita tidak bisa menghindari matematika dalam pendidikan maupun dunia kerja,” ujar Marthunis.
Ia menambahkan, pendekatan pembelajaran dalam “Kasmaran Matematika” dirancang agar siswa tidak hanya memandang matematika sebagai pelajaran angka semata, melainkan sebagai alat berpikir logis dan kreatif yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
“Metode ini memadukan penggunaan alat peraga, teknologi, diskusi kolaboratif, serta proyek kreatif yang relevan dengan lingkungan sekitar siswa. Selain itu, pembelajaran ini juga bertujuan menumbuhkan rasa percaya diri, memunculkan keinginan untuk belajar, dan menghubungkan materi matematika dengan peluang karier di masa depan,” jelasnya.
Dengan pendekatan tersebut, Dinas Pendidikan Aceh berharap matematika tidak lagi dianggap sebagai pelajaran yang sulit atau menakutkan, melainkan menjadi mata pelajaran yang menarik, menyenangkan, dan bermanfaat. Kegiatan ini juga menjadi salah satu bentuk persiapan intensif bagi siswa dalam menghadapi seleksi masuk ke perguruan tinggi.
"Dinas Pendidikan Aceh berkomitmen untuk terus mengembangkan metode pembelajaran inovatif yang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa, khususnya pada mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit seperti matematika," tegas Marthunis. [*]