Rabu, 02 Juli 2025
Beranda / Berita / Aceh / Keluarga Jemaah Diimbau Tidak Perlu Menjemput ke Asrama Haji

Keluarga Jemaah Diimbau Tidak Perlu Menjemput ke Asrama Haji

Selasa, 01 Juli 2025 23:50 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Aceh, Drs. H. Azhari, M.Si mengimbau agar keluarga jemaah tidak perlu datang ke asrama haji untuk menjemput anggota keluarganya, kecuali untuk jemaah asal Banda Aceh dan Aceh Besar. [Foto: MCH 2025]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Proses pemulangan jemaah haji Aceh saat ini sedang berlangsung setiap hari, yang dimulai Sabtu (28/6/205) hingga Rabu (9/7/2025). Namun, keluarga jemaah diminta tidak perlu menjemput jamaah haji ke Asrama Haji Aceh di Banda Aceh.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Aceh, Drs. H. Azhari, M.Si pada Selasa (1/7/2025).

Azhari mengimbau agar keluarga jemaah tidak perlu datang ke asrama haji untuk menjemput anggota keluarganya, kecuali untuk jemaah asal Banda Aceh dan Aceh Besar.

Ia meminta keluarga agar cukup menunggu kedatangan jamaah di daerah masing-masing, tepatnya di titik penjemputan yang sudah ditetapkan.

Menurut Azhari, proses pemulangan jemaah tidak membutuhkan waktu yang panjang, berbeda seperti proses keberangkatan.

Karena acara pelepasan hanya berlangsung sekitar satu jam. Kemudian jemaah langsung dinaikkan ke bus untuk dipulangkan ke daerah masing-masing.

“Keluarga jemaah cukup menunggu di titik penjemputan yang sudah ditetapkan di Kemenag kabupaten/kota masing-masing,” ujarnya.

Azhari menjelaskan, setelah mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), jemaah langsung dibawa ke Asrama Haji Aceh. Kemudian dilakukan pelepasan dan pemeriksaan dokumen yang hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam.

Selanjutnya, jemaah tersebut langsung kembali ke daerah masing-masing. Bahkan koper dan air zam-zam juga diserahkan di daerah masing-masing.

"Kalaupun mereka menjemput ke Asrama Haji di Banda Aceh, juga tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan keluarganya. Karena prosesnya cepat-cepat, dari bandara langsung masuk ke aula, laporan ketua kloter, lalu dari aula naik bus langsung kembali ke daerah masing-masing,” ujarnya.

Menurut Azhari, jikapun keluarga ke Banda Aceh, tidak akan mampu kembali ke daerah secara bersama-sama. Karena rombongan jemaah dikawal oleh vooridjer polisi.

“Rombongan dikawal vooridjer, kalau keluarga ikut pasti akan ketinggalan, justru sayang nanti sampai di sana tidak ada yang menunggu jemaahnya,” sebutnya.

Katanya, kabupaten/kota sudah menetapkan lokasi penjemputan. Misalnya Aceh Utara, Aceh Selatan menetapkan banyak titik penjemputan. Sedangkan Pidie, Bener Meriah, dan Aceh Tengah menetapkan satu titik penjemputan. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI