Kembangkan Kawasan, BPKS Jalin Kerjasama Dengan ASPRINDO
Font: Ukuran: - +
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang, Jumat, Tanggal 09 Juli 2021 secara resmi telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO) secara virtual dari Kantor BPKS Perwakilan Banda Aceh. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang, Jumat, Tanggal 09 Juli 2021 secara resmi telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO) secara virtual dari Kantor BPKS Perwakilan Banda Aceh.
Perjanjian kerjasama yang bersifat kemitraan ini nantinya akan dilakukan oleh Kepala BPKS Iskandar Zulkarnain dan Ketua Umum Asprindo Jose Rizal dan turut disaksikan oleh Basilio Dias Araujo Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI dari Kementerian Maritim dan Investasi.
Kerjasama kemitraan ini, yang dilakukan oleh BPKS dan Asprindo meliputi lima hal, yakni pengkajian bisnis dan investasi, pelibatan investor, pembangun an dan pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan usaha di bidang perdagangan barang dan jasa, serta penyebarluasan informasi yang relevan dengan perkembangan Sabang.
Kepala BPKS Iskandar Zulkarnain mengatakan, BPKS merupakan lembaga Pemerintah non Struktural yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 tahun 2000 dan Undang- Undang nomor 11 tahun 2006. BPKS memiliki tugas untuk melakukan pengembangan Kawasan Sabang yang meliputi Kota Sabang dan Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar.
" BPKS sendiri memilik tugas untuk melakukan pengembangan pada empat sektor yakni, kepelabuhanan, pariwisata, pelabuhan dan perikanan. Namun, untuk melakukan pengembangan itu, BPKS memerlukan patner yang bisa mengoptimal perannya dalam pengambangan kawasan," ucap Iskandar.
Manurut Iskandar Zulkarnain, sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, Sabang belum banyak dilirik oleh para investor dan pengusaha, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dengan jaringan ASPRINDO di Indonesia dan di Luar Negeri, Iskandar meyakni dengan sumber daya yang dimiliki, Asprindo dapat membantu kami mengembangkan Sabang.
" Alhamdulilah pada hari ini kita telah menemukan patner dan kita harapkan dengan jaringan Asprindo nantinya dapat menjadi mitra BPKS dalam pengembangan Kawasan. Ada harapan besar dari Rakyat Aceh, agar kerjasama ini benar-benar dapat berjalan sebagaimana impian masyarakat masa lalu, untuk menjadikan sabang sebagai lokomotif ekomoni Aceh. kepada pihak-pihak yang terkait, agar dapat bekerja secara maksimal, karena dipundak anda lah, harapan masyarakat aceh bergantung," harapnya.
Secara terpisah, Ketua Umum ASPRINDO Jose Rizal menyambut baik kerjasama ini, dimana Sabang secara geopolitik menarik dan lokasinya strategis untuk lalu lintas laut internasional.
" Tapi sayangnya belum tergarap secara optimal sampai saat ini. Padahal Sabang sudah diputuskan sebagai Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas, terpisah dari pabean. sehingga ada berbagai fasilitas dan insentif di bidang pajak. Kami b erharap kami bisa memanfaatkan ini dengan baik," tegas, Ketua Umum ASPRINDO Jose Rizal secara telekomunikasi audio dan video atau Video Conference.
Jose menyampaikan, pihaknya juga menyebut bahwa kerjasama dengan BPKS ini selaras dengan misi Asprindo yang secara khusus mulai memberi perhatian pada wilayah-wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar Indonesia.
" Saat ini juga kami sedang menjajaki dan mengkaji potensi wilayah Kalimantan Utara yang berbatasan Malaysia," jelasnya.
Sementara itu, Deputi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI, Basilio Dias Araujo, menilai ASPRINDO fokus pada pengembangan pengusaha bumiputera atau pribumi.
" Kami berharap pengusaha pribumi mampu berperan signifikan dalam pengembangan dan pembangunan untuk Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang," kata Dias.
Pihaknya mencermati tingginya potensi kerjasama yang menguntungkan terutama industri perikanan, pariwisata, bunkering (migas), layanan provisi logistik, dan berbagai penyediaan jasa kepelabuhanan bertaraf internasional. hal ini dikarenakan posisi kawasan Sabang sangat strategis yakni berada dalam jalur pelayaran internasional, jelas Deputi Basilio.
Nota Kesepahaman
Sebagaimana diketahui, BPKS dan ASPRINDO melakukan penandatanganan nota kesepahaman yang bersifat kemitraan meliputi lima hal, yakni
1. pengkajian bisnis dan investasi.
2. pelibatan investor.
3. pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana.
4. pengelolaan usaha di bidang perdagangan barang dan jasa.
5. penyebarluasan informasi yang relevan dengan perkembangan Sabang.
Penandatanganan yang dilakukan secara virtual ini juga turut disaksikan oleh Deputi Kementerian Koordinator Bidang Kedaulatan dan Energi, Kemenko Maritim dan Investasi RI Basilio Dias Araujo.
Kerjasama ini strategis dan timely tersebut didukung oleh Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemenko Marves RI, terutama karena menyangkut pengembangan dan pembangunan pulau-pulau terluar Indonesia. investasi dan kerjasama untuk modernisasi Pelabuhan Bebas Sabang menjadi smart and blue/green port dan menjadi the First Emergency Call Port di Indonesia terutama di masa pandemi COVID-19 adalah salah satu target kerjasama antara BPKS dan ASPRINDO. Dan ini diharapkan kedepannya akan menarik “pasar” pengguna jasa pelabuhan internasional (market demand and global supply chains) untuk Kawasan Sabang, Aceh dan sekitarnya sebagaimana yang diharapkan oleh Deputi Kedaulatan Maritim dan Energi. (***)