kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kepala ARC USK Sebut Minyak Atsiri Punya Potensi Besar untuk Jadi Bioaditif

Kepala ARC USK Sebut Minyak Atsiri Punya Potensi Besar untuk Jadi Bioaditif

Kamis, 14 September 2023 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Dr Syaifullah Muhammad [Foto: for Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kementerian Perindustrian secara berkesinambungan mencari solusi penurunan emisi gas buang pada mesin pembakaran-dalam (internal combustion engine), salah satunya dengan penggunaan bioaditif bahan bakar minyak (BBM) berbasis minyak atsiri.

Kepala Atsiri Research Center Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Dr Syaifullah Muhammad mengatakan, minyak atsiri memiliki potensi besar untuk diformulasi menjadi bioaditif dari bahan bakar. 

Minyak atsiri, kata Syaifullah, mengandung Oxygenated Hydrocarbon yang kaya dengan kandungan oksigen sehingga akan membantu penyempurnaan pembakaran di dalam mesin. 

“Pembakaran yang sempurna berarti menghasilkan energi yang lebih baik dan efisien serta pengurangan limbah terutama emisi karbon. Bahan bakar yang kurang baik menyebabkan pembakaran tidak sempurna sehingga produksi gas carbon monooksida (CO) tinggi yang berdampak pada pencemaran udara,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Kamis (14/9/2023). 

Demikian juga, kata dia, dengan partikel padatan hasil samping pembakaran tidak sempurna juga lebih tinggi dibandingkan dengan proses pembakaran sempurna. 

“Jenis senyawa kimia Oxygenated Hydrocarbon cukup banyak terkandung dalam atsiri, tergantung jenis atsirinya. Kalau nilam ada Patchouli oil, cengkeh ada eugenol, sere wangi ada citrunelal juga citronelol, di minyak kayu manis ada persenyawaan sinamaldehid, kayu putih ada cineole dan lain-lain,” sebutnya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan, penambahan senyawa atsiri beberapa tetes saja dan bisa di komposisi dalam satuan konsentrasi part per millon (ppm) akan menambah kandungan oksigen secara signifikan dan membantu penyempurnaan proses pembakaran bahan bakar di dalam mesin.

“Pemanfaatan atsiri sebagai bio aditif juga akan membantu penyerapan komoditas masyarakat yang selama ini kurang terserap pasar dengan baik. Misalnya, minyak sere wangi yang kaya dengan citrunelal dan citrunelol, selama ini harga sangat fluktuatif dan cenderung merugikan petani,” ungkapnya. 

Menurutnya, dengan hilirisasi citrunella oil (minyak sere wangi) sebagai bioaditif bahan bakar misalnya, bisa dipastikan akan terjadi peningkatan kebutuhan minyak dan kestabilan harga yang menguntungkan masyarakat. 

Yang perlu dipertimbangkan, kata Syaiful, selain faktor teknis proses pembakaran dengan kehadiran atsiri adalah faktor ekonomi. 

“Bagaimana memposisikan bahan bakar dengan bio aditif atsiri ini bisa harmoni dengan nilai ekonomi sekaligus juga tidak menghilangkan potensi atsiri yang luar biasa besar pada industri yang sudah ada seperti industri parfum, aroma terapi, toiletries, farmasi dan lain-lain,” jelasnya lagi. 

Menurut dia, ini sangat mungkin dilakukan dengan pendekatan yang klasterisasi yang tepat, sebab Indonesia memiliki potensi lahan atsiri yang besar.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda