DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Irwansyah ST, menyambut positif inisiatif Pemerintah Kota (Pemko) bersama Universitas Syiah Kuala (USK) untuk menjadikan Banda Aceh sebagai Kota Parfum Indonesia.
Menurutnya, kolaborasi strategis ini tidak hanya akan mengangkat potensi lokal, tetapi juga membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis sumber daya alam Aceh yang berkelanjutan.
“Ini adalah langkah visioner yang selaras dengan visi pembangunan Banda Aceh yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal. Kami di DPRK siap mendukung penuh melalui regulasi, anggaran, serta pengawasan partisipatif untuk memastikan program ini terimplementasi dengan transparan dan inklusif,” ujar Irwansyah kepada Dialeksis, Minggu (23/03/2025).
Irwansyah menekankan, Banda Aceh memiliki kekayaan flora tropis yang unik, seperti nilam, kenanga, cendana, dan melati, yang selama ini belum tergarap optimal. Melalui sinergi dengan USK, riset teknologi ekstraksi minyak atsiri dan pengembangan produk parfum berbahan dasar alam dapat menjadi katalisator ekonomi baru.
“Ini peluang emas untuk mengubah sumber daya alam menjadi komoditas bernilai tinggi sekaligus memperkuat identitas kota,” tambahnya.
Ia juga mengusulkan gagasan untuk melibatkan UMKM lokal dalam rantai pasok industri parfum, mulai dari budidaya tanaman aromatik hingga pemasaran produk.
“Kami ingin program ini tidak hanya menciptakan merek parfum Aceh yang mendunia, tetapi juga memberdayakan petani, perajin, dan generasi muda melalui pelatihan dan pendampingan berbasis kewirausahaan,” papar politisi senior dari PKS tersebut.
Irwansyah menambahkan, DPRK akan mendorong pembentukan task force khusus yang melibatkan akademisi, praktikus industri, dan komunitas untuk merancang roadmap jangka panjang. Langkah ini termasuk memastikan aspek keberlanjutan lingkungan, seperti sistem budidaya organik dan pencegahan eksploitasi berlebihan.
Sebagai kota dengan sejarah panjang sebagai pusat perdagangan rempah, Banda Aceh dinilai memiliki fondasi kuat untuk merevitalisasi peran strategisnya di sektor aroma terapi dan lifestyle.
“Dengan dukungan regulasi dan semangat kolaborasi, Banda Aceh bisa menjadi ikon baru parfum alam Indonesia, sekaligus destinasi wisata edukasi bagi pecinta fragrance,” pungkasnya.