kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Koalisi NGO HAM Aceh: Posko Tim Gugus Covid-19 Bireuen Harus Jelas Agenda

Koalisi NGO HAM Aceh: Posko Tim Gugus Covid-19 Bireuen Harus Jelas Agenda

Kamis, 09 April 2020 11:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajrizal

Direktur Koalisi NGO HAM Aceh


DIALEKSIS.COM | Bireuen - Posko Covid-19 harus menjadi pusat pelayanan informasi dan edukasi tentang perkembangan virus, jelas ada agenda atau perencanaan untuk mengatasi kedaruratan Covid-19.

Hal tersebut diungkapkn Direktur Koalisi NGO HAM Aceh, Zulfikar Muhammad, menanggapi Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Bireuen yang membuka posko di Meuligoe Bupati Bireuen.

"Agenda kerja tim Covid-19 Bireuen harus diketahui publik, agenda tiap hari harus jelas, jangan hanya ngepos di posko,"kata Zulfikar Muhammad Rabu (8/4/2020) kepada Dialeksis.com

Menurutnya agenda Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Bireuen, harus ada, "misal di bulan pertama harus jelas dilakukan apa,  bulan kedua dan bulan ketiga dilakukan apa,”jelas Zulfikar Muhammad.

Disebutkan Direktur Koalisi NGO HAM Aceh, minimal ada tiga unsur yang harus terpenuhi,  pertama adalah peralatan dan penyelenggaraan penanganan medis. 

“Nah dipenanganan medis, kita punya 20 puskesmas di Kabupaten Bireuen. Dari 20 puskesmas itu, harus ditetapkan mana puskesmas regional sebagai rujukan standar awal bagi kedaruratan,” ujarnya.

Kedua sebutnya lagi, adalah ada safety net bagi masyarakat yang berdampak Covid-19 ini. “ Siapa yang berdampak itu? boleh jadi para pedagang kecil atau kantin di sekolah-sekolah, yang pada hari ini suda tiga minggu tidak jualan.Dampak bagi meraka adalah sumber mata pencariannya,” ungkap Zulfikar Muhammad. 

Ketiga adalah yang terkena ODP atau Orang Dalam Pemantuan, ODP katanya harus mampu diproyeksikan, sebab sumber anggarannya akan direalokasikan. 

”Katakanlah setiap kampung ada 2 orang ODP perantau, itu harus diproyeksi. Berati di Bireuen dari 609 kampung tak kurang 1.200 orang ODP,” paparnya.

Dari jumlah itu,  langkah yang harus ditempuh Pemerintah Bireuen, untuk mengkarantina atau mengisolasinya dan memberikan sumber makanan dan dilakukan dengan sumber dana yang cukup.

“ODP tidak sama memberikan makan kepada orang miskin,seperti beras, telor ayam dan mie instan. Bagi ODP yang dibutuhkan adalah imun (pertahanan tubuh) artinya sumber makan yang bergizi yang menjadi bantuan bagi mereka, avitamin C kah, buah-buahan kah,” terangnya.

Masih kata Direktur Koalisi NGO HAM Aceh, agenda-agenda seperti ini disetiap bulan harus dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Bireuen untuk diketahui publik.

 “Jadi pemerintah jangan lengah, sedikit demi sedikit Corona akan masuk,” begitu kata Zulfikar Muhammad mengingatkan.

Sementara itu Juru bicara (Jubir) Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Bireuen, Husaini menjelaskan, pihaknya telah bekerja secara maksimal dengan mengelar beberapa kali rapat dengan Forkofinda, rapat dengan SKPK dalam mempersiapkan anggaran,

"di mana anggaran-anggaran yang perlu kita refukusing untuk kepentingan  kita bersama sudah kita persiapkan,” jelas Jubir Covid -19 Bireuen itu.

Sebagai tempat karantina,  sebut Jubir Covid -19 Bireuen yang kerab di panggil Abi Ni  itu, telah dipersiapkan di kawasan Batee Geulungku, Kecamatan Pandrah.

“Hari ini sudah masuk Air Conditioner (AC) sebanyak 60 unit, aliran arus listrik  sudah terpasang dan sudah terbentuk unit khusus untuk mengelola tempat itu,”demikian kata Husaini. (Faj) 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda