kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Komoditas Atsiri Aceh Potensial diminati Dunia Internasional

Komoditas Atsiri Aceh Potensial diminati Dunia Internasional

Jum`at, 12 Juli 2019 20:48 WIB

Font: Ukuran: - +

Kabid Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia,, juga memperkenalkan produk baru Aceh yaitu Gula Sawit Aceh (GuSA) yang dibuat dari hasil pengolahan limbah dari batang sawit hasil peremajaan (replanting)

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Komoditi Atsiri (Pala, Sere Wangi, Nilam, dan Cengkeh)  Aceh , khususnya nilam, merupakan komoditi unggulan  yang sangat diminati oleh dunia Internasional terutama Eropa dan Amerika Serikat. Karena kandungan nilam Aceh sangat kuat pocholi nya dalam bahan dasar parfum. Parfum kelas menengah ke atas tidak ada artinya tanpa kandungan nilam Aceh.

Akan tetapi komoditi unggulan tersebut, menurut Kabid Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan Distanbun Aceh, Azanuddin Kurnia, belum menjadi skala prioritas utama dalam pembangunan perkebunan. Hal ini dapat dilihat dari besaran anggaran yang dikucurkan untuk.komoditi tersebut.

"Pemerintah Aceh melalui Distanbun Aceh sudah berusaha untuk mengembalikan kejayaan rempah Aceh. Tetapi masih diperlukan berbagai upaya keras agar tujuan untuk mensejahterakan petani atsiri dapat segera terwujud" ujar Azan dalam pertemuan koordinasi tentang pengembangan dan identifikasi potensi kerjasama minyak  atsiri di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian di lantai 6 Gedung Pos Jalan Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Pertemuan tersebut membahas tentang peluang dan tantangan komoditi atsiri Indonesia yang akan diupayakan untuk memasuki dunia internasional melalui mekanisme kerjasama IMT GT. Rapat dipimpin oleh Ibu Netty Muharni Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Sub Regional dari Kementrian Koordinator Perekonomian.

Peserta rapat terdiri dari Kementrian Koordinator Perekonomian,  Direktorat Jenderal Perkebunan,  Kementrian Perdagangan, Dewan Atsiri Indonesia, para pelaku usaha didunia atsiri,  Distanbun Aceh,  Aceh Researt Center Unsyiah, DPMTSP Aceh, Kadin Aceh, serta intansi terkait dari Sumatera Utara,

DR. Syaifullah Muhammad Ketua ARC yang hadir pada forum tersebut menyatakan bahwa di Aceh melalui ARC sudah melahirkan berbagai dokumen tentang dunia atsiri, mulai dari master plant sampai rencana aksi bahkan sudah ada road map atsiri Aceh.

"Kehadiran ARC sangat membantu terhadap dunia atsiri di Aceh, bahkan ARC sudah dijadikan sebagai pusat atsiri nilam di Indonesia" ujarnya.

Pada kesempatan itu, Azan juga memperkenalkan produk baru Aceh yaitu Gula Sawit Aceh (GuSA) yang dibuat dari hasil pengolahan limbah dari batang sawit hasil peremajaan (replanting). Peserta pertemuan sangat surprise terhadap informasi tentang GuSA tersebut.

Azan berharap, melalui Kementrian Koordinator Perekonomian, dapat diarahkan agar atsiri bisa menjadi skala prioritas diantara komoditi unggulan lainnya seperti Sawit, Karet, Kakao, dan Kopi. Azan yakin, bila pendanaan yang memadai, Aceh bisa berjaya kembali seperti dulu. (pd)

Keyword:


Editor :
Pondek

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda