kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kopi Kedelai Hitam, Oleh-oleh Khas Aceh Selatan

Kopi Kedelai Hitam, Oleh-oleh Khas Aceh Selatan

Minggu, 06 November 2022 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi
Kopi kedelai hitam. [Foto: for Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Aceh - Bagi penggemar dan penikmat kopi tapi bermasalah dengan kesehatan yang siap mengintai salah satunya asam lambung yang menyebabkan tidak bisa minum kopi. Tenang saja, kini telah hadir black soybean coffe, kopi hitam kedelai yang bisa menjadi ikon baru bagi pecinta kopi tapi tidak bisa minum kopi. 

Inovasi Black soybean coffee lahir dalam tangan Sari Mawaddah yang merupakan seorang pendamping UMKM Dinas Koperasi Aceh, yang baru bertugas dua tahun di Gampong Blang Geulinggang, Kecamatan Sawang, Aceh Selatan. 

Sari mengungkapkan, Ide ini tercipta berawal dari dirinya yang menyukai kopi, tapi tidak bisa minum kopi karena Sari terkena penyakit asam lambung. Sari pun mencari cara agar bisa merasakan sensasi seperti minum kopi. 

Ia kemudian mencoba membuat minuman dari kacang kedelai hitam mirip kopi, tapi rasa kedelai hitam. Lama kelamaan, ia memikirkan untuk memproduksi lebih banyak produk kopi kedelai hitam terlebih lagi saat ini ia merupakan seorang yang mendampingi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bagi masyarakat di Aceh Selatan. 

"Inovasi ini sebenarnya untuk saya sendiri agar bisa minum seperti layaknya kopi, saya suka kopi," kata Sari kepada Dialeksis.com, Minggu (6/11/2022). 

Saat ini kata Sari, Harga beli kedelai hitam dari petani berkisar Rp 45.000/kg. “Jadi dengan harga jual bubuk black soybean coffee, untuk ukuran 150 gram Rp 15.000/bungkus, kita masih untung,” terangnya. 

Produk black soybean coffee, sebut Sari Mawaddah, sudah dijual dalam kemasan ukuran 150 gram dengan harga Rp 15.000/bungkus dan ada juga ukuran ekonomis 50 gram dijual Rp 5.000/bungkus. "Kadang produksi perbulan mencapai 30 sampai 40 kilogram," sebut Sari. 

Di akhir kata, Sari mengajak anak muda untuk berani berinovasi di bidangnya masing-masing dan menyadari betul kompetisi dan persaingan ada. potensi anak muda untuk pembangunan Indonesia ke depan. Dia mengimbau kepada anak muda yang sedang berusaha agar tidak manja dan memanfaatkan teknologi yang ada. 

"terus belajar memperbaiki kesalahan guna mendapatkan hasil terbaik," pungkasnya. [NH]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda