kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Krisis Air Baku di Banda Aceh, Bupati Aceh Besar Tawarkan Solusi

Krisis Air Baku di Banda Aceh, Bupati Aceh Besar Tawarkan Solusi

Selasa, 22 Desember 2020 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar
Foto : Ist

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mengonfirmasi belum ditemukan sumber air baku yang memadai, selama ini sumber intake terbesar bersumber dari aliran DAS Krueng Aceh.

Sejak bulan Juli 2019, permukaan air Kreung Aceh dari dari tiga meter menurun hingga 1,5 meter dari permukaan dasar sungai. Kondisi demikian terancam krisis dan berdampak negatif terhadap penyediaan air baku untuk PDAM. 

Direktur PDAM Tirta Daroy Banda Aceh, Teuku Novizal Aiyub mengatakan, produksi air baku PDAM menurun 50 persen.

"Dalam kondisi normal pada ketinggian air 3-4 meter dari dasar sungai, debit sedotan air baku ke kolam pengolahan air bersih tekanannya mencapai 700-750 liter/detik. Tapi saat ini setelah turun, tekanan air baku berkurang menjadi 350-300 liter/detik,” kata Novizal, Senin (8/7/2019).

Sementara itu, Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali mengatakan, kebutuhan air bersih bagi penduduk Kota Banda Aceh terus meningkat setiap tahunnya. Cakupan kebutuhan itu melintasi kebutuhan dasar masyarakat, perkantoran, dunia usaha dan lain-lain.

Ia melanjutkan, pada kenyataannya kebutuhan air bersih itu tidak didukung secara optimal dan indikator mandeknya produksi PDAM Tirta Daroy disebabkan ketersediaan debit air yang menurun. 

"Lima sampai sepuluh tahun ke depan, masyarakat Aceh dikhawatirkan akan mengalami krisis air bersih," kata Mawardi kepada Dialeksis.com, Selasa (22/12/2020).

Di sisi lain, Bupati Aceh Besar itu menawarkan solusi dari krisis air baku bagi penduduk Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Ia mengatakan, ada potensi sumber air baku di wilayah Aceh Besar dan perlu dikelola secara baik dan optimal.

"Saya tawarkan pemanfaatan segala potensi sumber air baku di wilayah Aceh Besar, baik secara natural maupun dengan pembuatan infrastruktur pendukung. Nanti tinggal di desain bagaimana bentuk sistem dan pengelolaannya secara benar bersama-sama antar Aceh Besar dan Banda Aceh serta pihak Pemerintah Aceh," jelasnya.

Mawardi berharap supaya tawaran pemanfaatan potensi sumber air baku di Aceh Besar jadi penanganan krisis air bersih di Aceh mencerminkan pemanfaatan dana Otsus Aceh yang lebih baik.

"Dengan begitu pemanfaatan dana Otsus Aceh membawa dampak luar biasa untuk masyarakat Aceh," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda