kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kurangi Sampah Rumah Tangga, Babinsa Ajarkan Warga Pelatihan Budidaya Maggot

Kurangi Sampah Rumah Tangga, Babinsa Ajarkan Warga Pelatihan Budidaya Maggot

Minggu, 24 Oktober 2021 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Pelatihan budidaya maggot, Sabtu (23/10/2021) di Desa Tanjong Dalam Selatan, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara. [Foto: Kodam IM]


DIALEKSIS.COM | Lhoksukon - Mendengar kata Maggot, mungkin sudah tidak asing lagi. Karena maggot merupakan salah satu belatung yang punya banyak manfaat. Selain berguna bagi lingkungan, belatung juga dapat bernilai ekonomis.

Jenis belatung yang dimaksud yakni "Maggot" atau belatung Black Soldier Fly (BSF/lalat tentara hitam), kini tengah populer di Indonesia. Maggot merupakan jenis belatung yang bisa mengurai sampah organik. Bahkan maggot dewasa bisa dijadikan pakan ternak.

Maggot juga menjadi makanan kesukaan beberapa hewan ternak seperti ayam, bebek, unggas, ikan, bahkan burung. 

Untuk itu, Serda Samsudin Babinsa Koramil 29/Lkh Kodim 0103/Aceh Utara menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat dalam cara mengurangi sampah-sampah rumah tangga.

Serda Samsudin, menularkan pengetahuannya tentang budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) atau Lalat Tentara Hitam untuk warga di Desa Tanjong Dalam Selatan, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (23/10/2021).

Kegiatan ini diikuti sekitar 12 peserta, karena untuk menghindari kerumunan di masa pandemi Covid-19. Pelaksanaannya juga tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak.

"Pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah organik yang berasal dari rumah tangga," kata Serda Samsuddin.

Kepada para peserta, Babinsa ini menguraikan bahwa untuk tahap persiapan pembudidayaan maggot adalah pembuatan kandang maggot yang meliputi kandang budi daya dan kandang kawin.

Bahan pembuatan kandang maggot antara lain kayu atau bambu, lalu ditata dan dihias sedemikian rupa.

"Setelah kandang selesai dibangun, larva-larva maggot ditempatkan di kandang budi daya,” terangnya.

Menurut Samsudin, makanan maggot adalah sampah organik atau sampah dapur yang didapatkan dari rumah-rumah warga di seputaran budi daya Maggot.

"Kemudian seluruh sampah yang dikumpulkan, dicacah hingga halus untuk mempermudah maggot mencerna makanannya," jelasnya.

Selama fase maggot, makanan harus disediakan setiap hari. Pada fase pertumbuhannya, larva akan berubah menjadi pupa.

Pupa ini dikumpulkan dan diletakkan pada kandang kawin yang telah disediakan hingga pupa menetas menjadi lalat BSF yang kemudian akan kawin dan bertelur.

Telur-telur lalat dikumpulkan di kandang budidaya hingga menetas menjadi Maggot dan kemudian diproses seperti tahap awal pembudidayaan.

Dijelaskannya, pembudidayaan maggot diharapkan dapat berkembang menjadi sebuah usaha yang kemudian akan dikelola oleh pemuda-pemuda di Desa Tanjung Dalam Selatan ini di kemudian hari.

Karena selain mendapatkan ilmu baru mengenai pembudidayaan maggot, pemuda-pemuda setempat dapat belajar untuk mengelola sebuah kewirausahaan dengan lebih baik.

"Selain budi daya maggot, masyarakat juga bisa belajar tentang budidaya ikan lele dengan sistem Bioflok," tutupnya. [KIM]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda