kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Langkah ISMI Aceh Selepas Silabis Ke-12, Ini Agendanya

Langkah ISMI Aceh Selepas Silabis Ke-12, Ini Agendanya

Jum`at, 02 Juli 2021 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) ISMI Aceh, Nurchalis, S.P, M.P [Foto: ISMI.id]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Silaturahmi Bisnis (Silabis) ke-12 yang digelar oleh Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) pada 16-20 Juni 2021 lalu di Banda Aceh mengusung tema "Agritech, Trade dan Tourismpreneur".  Karena itu, ISMI Aceh telah menyusun beberapa agenda program strategis untuk memperkuat pondasi ekonomi Aceh ke depan.

Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) ISMI Aceh, Nurchalis S.P, M.P, Jumat (2/7/2021).

"Untuk tema "Agritech", target kami, Aceh Berdaulat Pangan. Peluang yang sangat potensial diraih Aceh adalah program aplikasi teknologi untuk peningkatan nilai tambah produk pertanian Aceh melalui konsep pertanian presisi (precition agriculture) dan mikro irigasi (irigasi tetes)," kata Nurchalis.

ISMI mendapat informasi bahwa Bappenas dan Kementerian Pertanian telah mengaplikasikan teknologi ini dalam beberapa program pilot di Jawa dan Kalimantan. Dengan potensi pertanian dan perkebunan yang cukup besar, Aceh dapat mengambil peluang ini dengan mengusulkan beberapa lokasi pilot project untuk pengembangan kedua program ini.

Selanjutnya, sektor "Trade" atau Perdagangan, ISMI Aceh memiliki misi meningkatkan neraca perdagangan Aceh.

"Tujuannya untuk memutus capital flight, uang Aceh lari ke luar, dan mengentaskan status Aceh sebagai daerah konsumen dengan ketergantungan akut pada daerah lain," terang Nurchalis.

Ia juga mengatakan, target pada sektor ini adalah Aceh menjadi daerah produsen berdaya saing tinggi. 

"Program yang dilakukan, yaitu pertama, mendorong tumbuhnya sektor-sektor produktif melalui skema percepatan pembangunan dan pengembangan kawasan industri, dan kedua mendorong mekanisme perlindungan komoditas dan produk lokal dengan mendorong legal drafting qanun tata niaga Aceh," ucapnya.

Selain itu, ISMI Aceh juga menjajaki dan mendorong peluang peningkatan status pelabuhan di Aceh agar bisa masuk dalam salah satu pelabuhan superhub Indonesia di Sumatera. 

"Alhamdulillah organisasi ISMI Aceh telah mendapat kepercayaan dan komitmen beberapa program strategis dari Pemerintah Pusat untuk dikembangkan dalam rangka mendorong peningkatan ekonomi Aceh," tuturnya.

Sementara itu untuk sektor Kepariwisataan atau Tourismpreneur,  Aceh memiliki ragam potensi dan destinasi wisata tematik yang sangat lengkap mulai dari wisata bahari, wisata budaya, wisata religi wisata agro, wisata kuliner, wisata sejarah, hingga wisata alam dan konservasi. Secara geografis Aceh juga sangat dekat dengan pasar, pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara yaitu Thailand, Malaysia, Singapura. 

"Kami akan ikut mendorong intensitas penerbangan langsung dari ketiga “pintu gerbang” tersebut ke Aceh, dan penerbangan domestik antar kabupaten dan destinasi untuk memacu perkembangan pariwisata di Aceh, termasuk salah satunya yang saat ini sedang kami kembangkan konsepnya, yaitu Poros Wisata Bahari Aceh (Sabang - Pulo Aceh - Calang - Simeulue - Pulau Banyak," jelas Nurchalis.

Ia menambahkan, pada sektor ini, targetnya Aceh masuk 10+1 kawasan wisata prioritas nasional (Proyeksi Bali Baru).

Semua program strategis ini dikelola-kembangkan dengan pendekatan tiga “si”, yaitu integrasi (terpadu), koneksi (terhubung), dan komplementasi (saling memperkuat dan melengkapi) untuk mentransformasi Aceh menjadi daerah yang maju, makmur, sejahtera.

"Untuk mewujudkan cita-cita ini, kami siap dan membuka diri untuk bekerja sama, membangun kemitraan dengan Pemerintah Aceh dan semua Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh," pungkasnya. [**]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda