kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Latih 35 Sineas, Disbudpar Harap Ada Film Layar Lebar Syuting di Aceh

Latih 35 Sineas, Disbudpar Harap Ada Film Layar Lebar Syuting di Aceh

Selasa, 06 Agustus 2024 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Sebanyak 35 sineas di Aceh mengikuti pelatihan sinematografi yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh. [Foto: dok. Disbudpar Aceh]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sebanyak 35 sineas di Aceh mengikuti pelatihan sinematografi yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh. Mereka diharapkan terus mengembangkan kemampuannya meski di Serambi Makkah tidak ada bioskop.

Pelatihan berlangsung selama tiga hari Selasa-Kamis, 6-8 Agustus 2024 itu diikuti peserta dari Layar Kaca Intervision, Ascreative, Sua Art, Komunitas Film Trieng, Lomosa, Axis Pro, Grahita Media. Pelatihan berlangsung di Sei Hotel Banda Aceh mengusung tema 'Mengembangkan Kreatifitas Karya Sinema Bagi Insan Perfilman'.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Mirza Anggara (Director of Photography Layar Kaca),Muzzakir (Founder Komposisi Film), Khalily (Founder Away Creative Studio).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Almuniza Kamal melalui Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK) Ismail, menyebutkan, Pemerintah Aceh terus mengembangkan 17 subsektor ekonomi kreatif di antaranya tiga subsektor unggulan yaitu kriya, kuliner dan fesyen serta empat sektor prioritas salah satunya adalah perfilman.

Ismail berharap, para peserta pelatihan dapat mengembangkan potensi dirinya walaupun di Aceh tidak memiliki layar lebar atau bioskop. Film dinilai dapat mempresentasikan potensi pariwisata yang ada di Aceh.

“Kita berharap bakal ada satu film layar lebar yang memang syutingnya di Aceh. Tahun kemarin juga kita bekerjasama dengan asosiasi perfilman di Aceh sehingga bisa memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Aceh melalui film, ada banyak lapangan pekerjaan yang bisa dibuka,” kata Ismail, Selasa (6/8/2024).

Menurutnya, film merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang semakin pesat perkembangannya. Produksi perfilman telah membuat suatu terobosan baru dalam dunia pariwisata sehingga memberikan pengaruh besar terhadap promosi pariwisata dengan dukungan media sosial sebagai media publikasi.

"Pembuatan sebuah karya film yang baik tidak terlepas dari kemampuan seorang sinematografer dalam menguasai teknik pengambilan gambar untuk mendapatkan hasil gambar yang berkualitas,” ungkapnya.

Ismail mengajak para peserta pelatihan untuk turut mempersiapkan diri dalam menyambut PON dengan kontribusi bersama dapat memberikan gambaran kepada masyarakat luar. Mereka diminta mempromosikan bahwa Aceh sangat nyaman dan aman sehingga wisatawan luar mau berliburan.

“Tahun ini juga kita akan melaksanakan PON ke-XXI mari bapak/ibu siapkan diri dalam menyambut tamu, PON tersebut pertama kali akan digelar di Aceh terutama sekali di dua provinsi yaitu Aceh dan Sumut. Kita patut berbangga Aceh bisa menjadi salah satu venue pelaksanaan PON,” jelas Ismail.

Director of Photography Layar Kaca, Mirza Anggara, menjelaskan teknik pengambilan gambar dalam produksi sebuah perfilman. Dia menyebutkan, angle kamera merupakan penempatan kamera dari sudut atau ketinggian tertentu untuk mendapatkan pesan dan momen yang ingin disampaikan dalam gambar.

“Pergerakan Kamera merupakan sebuah kegiatan membentuk suasana dramatik pada sebuah shot video maupun film menggunakan cara menggerakkan kamera. banyak alasan kenapa kamera harus digerakkan, selain bisa membangun suasana dramatis, penggunaan gerakan kamera secara sempurna bisa membangun visual lebih bergerak maju, mengarahkan perhatian penonton pada subyek tertentu, mengungkap maupun menyembunyikan dimensi ruang, serta bisa juga buat menciptakan visual yang lebih ekspresif,” jelas Mirza. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda