kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Lika-liku Upaya Memperjuangkan Pelabuhan Teluk Surin

Lika-liku Upaya Memperjuangkan Pelabuhan Teluk Surin

Minggu, 15 Januari 2023 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ilustrasi: Pelabuhan Susoh, Aceh Barat Daya. (Sumber: BeritaTrans.com).


DIALEKSIS.COM | Aceh - Sempat batal di pertengahan tahun 2022, pembangunan Pelabuhan Teluk Surin yang berada di Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kembali dilanjutkan PJ Bupati Abdya, Darmansyah. 

Pembangunan Teluk Surin sebagai Pelabuhan bertaraf internasional adalah impian Bupati Abdya Akmal Ibrahim yang diperjuangkan sejak tahun 2007, yakni pada saat ia menjadi Bupati definitif pertama Abdya periode 2007-2012.

Saat itu, kepala daerah itu menyampaikan Abdya akan menjadi Singapura mini 20 tahun ke kedepan. 

Waktu itu, banyak para politisi yang berseberangan dengan Bupati Akmal, bahkan mencemooh program itu. Suara sumbang di warung kopi juga menyatakan bahwa program tersebut 'cet langet'. Sehingga kala itu program pembangunan Teluk Surin tidak terwujud.

Kemudian Periode kedua memimpin Abdya, 2017-2022, Akmal Ibrahim kembali menyuarakan program pembangunan pelabuhan itu. Dalam momen apapun Akmal selalu berpesan pentingnya pembangunan Pelabuhan Teluk Surin sebagai gerbang perekonomian jalur laut.

Luas lahan membangun Pelabuhan Teluk Surin

Sebagai bentuk keseriusan pembangunan Pelabuhan Teluk Surin, pada tahun 2018, Akmal sudah menerbitkan SK Bupati atas penetapan Surin sebagi kawasan indutri dan pelabuhan dengan luas sekitar 745 hektare.

Saat diwawancarai Dialeksis.com, Jumat (13/1/2023) Pj Bupati Aceh Barat Daya, Darmansyah, SPd., MM juga menyebutkan Teluk Surin sudah ada lahan untuk membangun pelabuhan seluas 745 hektar dan seluas 50 hektar milik Pemda dan 700 lebih itu sudah diperuntukkan untuk pelabuhan walaupun disitu ada kebun masyarakat. 

Lika-liku upaya memperjuangkan Pelabuhan Teluk Surin 

Seiring berjalannya waktu, Kamis (11 November 2021), Pelabuhan Teluk Surin sudah ada tanda-tanda dimulai pekerjaan, ditandai dengan adanya perangkat kerja dan tiang pancang yang tiba di kawasan Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee sebagai tanda dimulainya pembangunan dermaga.

Jumat (12 November 2021) Bupati Abdya Akmal Ibrahim telah melakukan penandatanganan kerja sama pembangunan pelabuhan Teluk Surin Abdya, dengan anggaran 100 persen dari pihak swasta. 

Akan tetapi pada Mei 2022, Perjanjian kontrak pembangunan pelabuhan Teluk Surin antara PT Mitra Aceh Sejahtera (anak dari PT Servo Group) dengan Pemerintah Kabupaten Abdya batal secara otomatis. 

Pasalnya, sejak dilakukan penandatanganan perjanjian kontrak pada November 2021 lalu hingga sekarang belum dimulai pembangunannya.

Kini, sejak Pj Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Darmansyah, pembangunan Pelabuhan Teluk Surin kembali diperjuangkan. 

Pada Senin (17 Oktober 2022), Darmansyah telah meninjau kawasan Teluk Surin dan pihaknya telah melakukan kajian sehingga pelabuhan itu cukup potensial jika berhasil terbangun. 

Ide Gagasan para Tokoh

Saat ini, banyak pihak yang menyampaikan dukungan, ide atau gagasan agar Pelabuhan Teluk Surin segera terwujud. 

Salah satunya, Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh, Nurchalis SP MSi. menyatakan dukungannya terhadap kelanjutan pelabuhan tersebut.

Menurutnya, kehadiran Pelabuhan Teluk Surin dipandang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi di sebuah kawasan.

"Semangat pembangunan Pelabuhan Teluk Surin harus terintegrasi dan didukung oleh daerah-daerah yang berada di sekitar Abdya, sehingga menghasilkan perwujudan angkutan produk secara maksimal," ucapnya.

Ketua Ismi Aceh menuturkan bahwa pihaknya sudah pernah mencoba memfasilitasi calon-calon investor untuk pembangunan pelabuhan tersebut. Hanya saja, kata dia, terjadi stagnasi akibat kebijakan investasi di wilayah tersebut.

Meskipun demikian, Nurchalis mengaku tak kendur semangat, pihaknya akan ikut berusaha mewujudkan kewasan pelabuhan bertaraf internasional di Barat Selatan Aceh (Barsela).

Pandangan senada juga disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK), Rustam Effendi mengatakan, kehadiran pelabuhan Teluk Surin sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi. 

"Saya melihat jika itu berhasil dibangun maka akan menimbulkan multiplier effect,” kata Rustam.

Akan tetapi, kata dia, sebelum pelabuhan itu dibangun diperlukan grand desain yang betul-betul jelas. Kemudian, harus dikaji komoditi apa yang paling potensial. Misal CPO. 

Hal penting lainnya, menurut Rustam, perlu kejelasan siapa yang akan mengelola pelabuhan ketika sudah beroperasi. 

Hal serupa juga disampaikan Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Aceh, TAF Haikal.

Menurutnya, Pelabuhan Teluk Surin bisa menjadi central point dari pertumbuhan ekonomi dalam konteks pendekatan pelabuhan internasional.  

"Kalau dilihat dari sisi lokasinya, Teluk Surin yang terletak di Kabupaten Abdya itu berada di tengah kawasan Barat Selatan, Teluk Surin bisa menjadi pertumbuhan ekonomi kawasan dan motor penggerak ekonomi kawasan," kata TAF Haikal.  

Lebih lanjut, kata dia, pembangunan Pelabuhan Teluk Surin ini tidak bisa hanya dilakukan oleh Pemkab Abdya, tetapu semua stakeholder di wilayah kawasan barat selatan (Barsela) mulai dari kepala daerah, eksekutif, legislatif harus saling bersinergi. 

Hal terpenting bagi TAF Haikal, pemerintah jika membuat perencanaan sebuah kawasan bisnis perlu melibatkan dunia usaha atau pelaku usaha, karena pelaku usahalah yang mengetahui kebutuhan mereka sehingga pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kebutuhan dari pelaku usaha.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda