kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Lima Tahun Daud Pakeh, Kemenag Aceh Lebih Dekat Melayani

Lima Tahun Daud Pakeh, Kemenag Aceh Lebih Dekat Melayani

Selasa, 10 Desember 2019 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Daud Pakeh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh. 


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Terhitung Selasa 10 Desember 2019, Daud Pakeh sudah hampir lima tahun menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh. 

Dia didapuk menjadi Kakanwil berdasarkan Surat Keputusan (SK) No B.II/3/01735 tertanggal Rabu, 4 Maret 2015.

Di bawah kepemimpinannya, ia melahirkan beragam inovasi terutama di bidang pendidikan, mulai dari ujian kompetensi guru (UKG) hingga ujian semester siswa madrasah dibikin dalam bentuk online dan membangun madrasah dengan film dokumenter. Di bidang lain, Daud melahirkan program pencanangan gerakan wakaf tunai, zakat goes to kampus dan pelayanan PTSP.

Untuk bidang pendidikan, berbagai inovasi dibuat untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh. Daud Pakeh punya impian anak-anak Tanah Rencong melek teknologi informasi dan mampu mengikuti perkembangan zaman, sehingga mereka siap kala bersaing secara nasional. 

"Kita melahirkan inovasi ini untuk melihat sudah sejauh mana standar guru dan siswa," kata Daud Pakeh, Minggu (8/12/2019).

Menurut Daud Pakeh, dalam ujian semester online yang diterapkan Kanwil Kemenag Aceh, siswa di seluruh Aceh akan mendapat soal dengan standar yang sama. Dia mencontohkan, untuk soal mata pelajaran matematika kelas 3 MTSN dibuat oleh guru matematika perwakilan dari seluruh kabupaten/kota di Aceh.

Nah saat ujian berlangsung, soal itulah yang harus dijawab siswa kelas 3 MTSN di seluruh Aceh. Sekilas, sistem ini mirip dengan ujian nasional. Para siswa dapat menyelesaikan soal dengan menggunakan komputer yang disediakan sekolah atau via telepon seluler.

Untuk siswa yang membawa gawai berbasis Android, pihak sekolah akan lebih dulu mencabut SIMcard kemudian dihubungkan dengan server. Hal ini dilakukan agar siswa tidak dapat mengakses situs lain selama ujian berlangsung.

"Madrasah yang sudah siap melakukan ujian online silakan tapi bagi yang belum siap silakan manual. Tidak masalah. Tapi tujuan kita suatu saat semuanya online. Kenapa? Ini demi peningkatan kualitas pendidikan di Aceh," jelas pria yang menjabat Kepala Kanwil Kemenag Aceh sejak 2015 lalu.

"Ini salah satu usaha kita untuk mempersiapkan generasi ke depan yang harus siap dengan teknologi informasi yang berbasis komputer. Ini kita siapkan anak-anak dari sekarang," jelas Daud.

Daud Pakeh menuturkan, sejak inovasi ini diterapkan, banyak komentar positif yang diungkap para wali murid. Meski demikian, Daud menilai hal yang biasa jika muncul pro dan kontra terkait penerapan sistem ujian semester berbasis online.

Dengan ujian online, kata Daud, nilai para siswa dapat langsung diketahui pasca mereka selesai mengerjakan soal. Daud menyebut, hingga sekarang tidak ada keluhan dari siswa diberbagai kabupaten/kota terkait ujian model baru ini.

"Ketika ada kebijakan seperti itu plus minus pasti ada. Tapi banyak masyarakat yang menanggapi positif. Kita memberikan kesadaran kepada masyarakat lewat ujian online ini bahwa itu ke depan jadi kebutuhan. Disisi lain kita ingin menyiapkan anak jujur, terampil dan mandiri serta anak percaya diri dengan ujian itu," sebut Daud.

Penerapan ujian berbasis online, sebut Daud Pakeh, mampu menghemat anggaran sehingga dapat digunakan untuk keperluan lain. Salah satunya, pihak sekolah tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk memperbanyak soal ujian.

"Ujian online juga dapat menghemat anggaran yang sangat besar, soal tidak perlu digandakan, dan anggaran tersebut dapat digunakan untuk operasional madrasah yang lain," sebut Daud Pakeh.

Selain untuk siswa, Kanwil Kemenag Aceh juga melahirkan inovasi yaitu uji kompetensi guru (UKG) berbasis online. UKG ini dilakukan untuk mengetahui kualitas guru sehingga ke depan Kemenag punya database terkait guru favorit serta yang masih harus mendapatkan perhatian.

Guru yang mempunyai nilai di bawah rata-rata, diminta untuk terus meningkatkan kualitasnya. Bahkan setelah UKG online digelar, musyawarah guru bidang studi sudah mulai aktif lagi.

Para guru yang mengetahui kemampuannya masih lemah akan berdiskusi dengan guru lain. Antar guru pun kini saling berbagi ilmu.

"Tujuan kita untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kita ingin mengejar ketertinggalan selama ini," beber Daud.

Bukan hanya itu saja, Kemenag Aceh juga mendigitalisasi usulan kenaikan pangkat guru dari manual menjadi online. Beberapa waktu lalu, Kemenag Aceh meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Daftar Usulan Kenaikan Pangkat (Simdupak). 

Dengan sistem ini, para guru mengajukan serta mempersiapkan berkas kenaikan pangkat secara online. Mereka tidak perlu lagi membawa-bawa berkas ke Kanwil Kemenag Aceh di Banda Aceh. 

Daud menyebut, per-Oktober 2020 mendatang, kenaikan pangkat guru diproses secara online. Para guru diminta untuk mempersiapkan berbagai berkas mulai dari sekarang.

"Pada Oktober 2020 nanti kenaikan pangkat guru tidak lagi manual. Sistem ini pertama di Indonesia," jelas Daud.

Berbagai inovasi yang dilahirkan Kemenag Aceh ini mendapat apresiasi dari Menteri Agama. "Kita koordinasi dengan kementerian dan mereka mengapresiasi kita," beber Daud.

Kehadiran berbagai inovasi ini jelas agar Kemenag lebih dekat melayani di berbagai sisi, sehingga kian dirasa manfaat oleh masyarakat. 

Awal Desember, misalnya, Kemenag Aceh resmi meluncurkan Program Wakaf Tunai bertempat di aula lantai 2 Kanwil, Banda Aceh, Rabu (4/12). Daud menyampaikan, wakaf tunai yang dilaksanakan ini bersifat tidak memaksa dan seikhlas pemberinya.

"Mudah-mudahan Wakaf Tunai ini membawa berkah, dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya" terang Kakanwil.

Nantinya uang yang diperoleh melalui program wakaf tunai akan diberdayakan untuk dapat menghasilkan, dan hasil yang diperoleh akan diberikan kepada anak-anak madrasah, fakir miskin dan kurang mampu.

"Semoga anak cerdas yang keluarganya kurang mampu dapat terbantu melalui wakaf ini, dan ini bisa menjadi amal jariyah kita semua," ujar Daud Pakeh.

Sementara untuk pelayanan masyarakat, Kemenag Aceh kini telah memiliki Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang diluncurkan sejak 27 Desember 2018 lalu. Kehadiran PTSP merupakan ikhtiar mewujudkan pelayanan terbaik, mudah dan cepat.

"PTSP adalah sebagai ikhtiar kita dalam mengimplementasikan program direktif bapak Menteri Agama, sebagai upaya mewujudkan pelayanan terbaik kepada masyarakat, yang mudah dan cepat," kata Kakanwil.

Menurutnya, semua ini dilaksanakan secara terintegrasi, sehingga masayarakat cukup datang ke PTSP untuk mendapatkan pelayanan. "Dan melalui PTSP juga meminimalisasi interaksi petugas dengan masyarakat, sehingga menimbulkan tata kelola pemerintah yang bersih," urai Daud Pakeh.

Selain itu, Kakanwil menyebutkan PTSP diharapkan melahirkan pelayanan yang mudah, tranparan, akuntabel dan terjangkau. 

"Manfaatnya akan menghadirkan kepastian hukum dan membangun citra lembag yang baik serta menghilangkan KKN," jelas Daud.

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda