Sabtu, 27 Desember 2025
Beranda / Berita / Aceh / Mahasiswa KPM Lampaya Gelar Pelatihan Pembuatan Bolu Tape Berbasis Inklusif

Mahasiswa KPM Lampaya Gelar Pelatihan Pembuatan Bolu Tape Berbasis Inklusif

Sabtu, 27 Desember 2025 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fifi Desi Maharani

Kelompok Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Lampaya menggelar kegiatan penguatan kelompok rentan bertema Pelatihan Pembuatan Bolu Tape Inklusif di Gampong Lampaya, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. [Foto: dok. KPM Lampaya]


DIALEKSIS.COM | Jantho - Kelompok Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Lampaya menggelar kegiatan penguatan kelompok rentan bertema Pelatihan Pembuatan Bolu Tape Inklusif di Gampong Lampaya, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Kegiatan ini melibatkan warga disabilitas dan non-disabilitas serta turut dihadiri perwakilan dari Gampong Lamgaboh dan Gampong Mon Ikeun pada Jumat (26/12/2025).

Pelatihan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari program pengabdian KPM Lampaya dalam mendorong partisipasi setara masyarakat di tingkat gampong. Melalui pendekatan inklusif, kegiatan ini dirancang agar dapat diikuti bersama oleh seluruh peserta tanpa pembedaan berdasarkan kondisi fisik maupun latar belakang sosial.

KPM Lampaya sendiri beranggotakan sembilan orang mahasiswa, yakni Muhammad Farras, Khalil Gibran Subakti, Ahmad Zakwan Praja, Mutia, Nurul Rahimi, Husnul Khatimah, Siti Tanwilatul Husna Susanan Sitorus, Silvia Febrina, dan Fifi Desi Maharani. Seluruh anggota terlibat aktif dalam perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan.

Pelatihan dipandu oleh Fifi Desi Maharani, anggota KPM Lampaya, dengan dukungan penuh dari anggota KPM lainnya yang mengambil peran sesuai tugas masing-masing. Mulai dari persiapan bahan, pendampingan kelompok, dokumentasi kegiatan, hingga pengaturan logistik dilakukan secara kolektif oleh tim KPM.

Kegiatan diawali dengan pembukaan dan penyampaian tujuan kegiatan oleh Ketua KPM Lampaya, Muhammad Farras. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan memberikan keterampilan dasar pengolahan pangan, tetapi juga membangun ruang belajar bersama yang inklusif di tingkat gampong.

“Kegiatan ini dirancang agar bisa diikuti bersama oleh warga disabilitas dan non-disabilitas. Kami ingin semua peserta terlibat langsung, bekerja dalam kelompok, dan saling mendukung selama proses pelatihan berlangsung,” ujar Farras saat membuka kegiatan.

Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Fifi Desi Maharani. Pada sesi awal, peserta diberikan penjelasan singkat mengenai bahan-bahan yang digunakan serta tahapan pembuatan bolu tape. Penjelasan disampaikan secara bertahap dan menggunakan bahasa sederhana agar mudah dipahami oleh seluruh peserta.

Usai penyampaian materi, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja. Setiap kelompok terdiri dari lima hingga enam orang dengan komposisi campuran antara peserta disabilitas dan non-disabilitas. Pembagian kelompok dilakukan oleh panitia KPM dengan tujuan mendorong interaksi, kerja sama, serta saling membantu antar peserta.

Setiap kelompok memperoleh peralatan dan bahan yang sama, seperti baskom, alat pengaduk, loyang, serta bahan-bahan pembuatan bolu tape. Anggota KPM ditempatkan di masing-masing kelompok untuk melakukan pendampingan selama proses pelatihan berlangsung.

Pembagian kelompok menjadi salah satu bagian penting dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan kelompok beranggotakan sedikit orang, peserta dapat lebih aktif berpartisipasi, bertanya, dan saling membantu. Proses pembelajaran pun berlangsung lebih interaktif dan tidak terpusat pada satu arah.

Pelatihan kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan bolu tape. Peserta bersama-sama menyiapkan bahan, menghaluskan tape, mencampur adonan, hingga melakukan proses pemanggangan. Seluruh tahapan dilakukan secara berkelompok dengan pembagian tugas sederhana di antara anggota kelompok.

Anggota KPM berperan sebagai pendamping yang memberikan arahan teknis apabila diperlukan, namun tetap memberi ruang bagi peserta untuk mencoba secara mandiri. Selama kegiatan berlangsung, suasana terlihat aktif dengan diskusi antaranggota kelompok dan kerja sama yang terjalin dengan baik.

“Setelah sampai di rumah nanti, kayaknya saya mau langsung coba praktik sendiri bikin bolunya,” ujar Ismah Kader Jiwa Gampong Lampaya.

Selain diikuti oleh warga Gampong Lampaya, kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Gampong Lamgaboh dan Gampong Mon Ikeun. Kehadiran perwakilan lintas gampong tersebut dimaksudkan untuk memperluas jangkauan pembelajaran serta membuka ruang pertukaran pengalaman antarwilayah.

Perwakilan dari Gampong Lamgaboh menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Ia menilai kegiatan pelatihan ini bermanfaat dan dapat menjadi contoh bagi gampong lain dalam mengembangkan kegiatan pemberdayaan yang inklusif. Sebelum meninggalkan lokasi, perwakilan tersebut juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia KPM Lampaya.

Selain dipandu oleh Fifi Desi Maharani, kegiatan ini melibatkan seluruh anggota KPM Lampaya yang bekerja secara kolektif. Ada anggota yang bertugas mendampingi kelompok, mengatur logistik, mendokumentasikan kegiatan, serta memastikan seluruh rangkaian acara berjalan sesuai rencana.

Salah seorang anggota KPM Lampaya menyampaikan bahwa kerja tim menjadi kunci kelancaran kegiatan. “Kami saling berbagi tugas agar kegiatan berjalan tertib dan peserta bisa fokus mengikuti pelatihan,” ujarnya.

Keterlibatan aktif seluruh anggota KPM Lampaya tersebut membuat pelatihan berlangsung dengan minim kendala teknis. Panitia memastikan setiap kelompok mendapatkan pendampingan yang cukup sehingga seluruh peserta dapat mengikuti proses dengan nyaman.

Setelah seluruh kelompok menyelesaikan proses pembuatan bolu tape, kegiatan dilanjutkan dengan sesi evaluasi dan diskusi singkat. Peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan pengalaman selama mengikuti pelatihan, termasuk kesan terhadap metode pembelajaran berbasis kelompok.

Umi (43), salah satu peserta dari Gampong Lampaya, mengatakan bahwa bekerja dalam kelompok membuat dirinya lebih percaya diri. “Kalau sendiri mungkin ragu, tapi karena bersama-sama jadi berani mencoba. Kalau ada yang tidak tahu, bisa langsung bertanya,” katanya.

Beberapa peserta juga menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat kembali dilaksanakan dengan materi yang berbeda dan melibatkan lebih banyak warga, khususnya dari kelompok rentan di gampong.

Sebagai penutup kegiatan, panitia memberikan cendera mata kepada seluruh peserta yang telah mengikuti pelatihan hingga selesai. Cendera mata tersebut berupa barang pecah belah seperti baskom yang dapat digunakan dalam aktivitas rumah tangga sehari-hari. Pemberian cendera mata dilakukan sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi peserta.

Panitia KPM Lampaya menyampaikan bahwa pelatihan pembuatan bolu tape inklusif ini merupakan langkah awal dalam upaya penguatan kelompok rentan di tingkat gampong. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan keterampilan dasar yang dapat dikembangkan secara mandiri sekaligus memperkuat pengalaman bekerja sama dalam kelompok yang beragam.

Kegiatan pelatihan pembuatan bolu tape inklusif di Gampong Lampaya berlangsung tertib dan partisipatif hingga akhir acara. KPM Lampaya menyatakan akan melakukan evaluasi internal sebagai bahan perbaikan dan pengembangan kegiatan penguatan kelompok rentan selanjutnya. [f]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI