kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Mahasiswa USK Ciptakan Produk Inovasi Gula Semut Aren, Pengganti Gula Pasir

Mahasiswa USK Ciptakan Produk Inovasi Gula Semut Aren, Pengganti Gula Pasir

Senin, 20 Desember 2021 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Humas USK

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tujuh mahasiswa Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) berhasil membuat produk inovasi dari nira aren murni. Mereka membuat gula semut aren yang terbuat dari 100% nira aren murni sebagai pengganti gula pasir yang aman dikonsumsi bagi penderita diabetes. Produk tersebut diberi nama Gula Jôk Aceh. Ketujuh mahasiswa ini berhasil mendapatkan pendanaan dalam Program Inovasi Produk Mahasiswa (PIPM) yang diselenggarakan oleh UPT Kewirausahaan USK.

Ketujuh mahasiswa tersebut, yaitu Hana Abelia Putri, Cut Alva Zadia, Cut Awlanur, Hilda Safitri Berutu, Ririn Dwi Yanti, Siti Uliah, dan Widya Rosa. Tim yang diketua oleh Hana Abelia Putri ini dibimbing langsung oleh Dosen FKIP Kimia USK, Dra. Erlidawati, M.Si.

Hana mengatakan, Aren yang nama latinnya Arenga piñata merupakan salah satu tanaman yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia termasuk di Aceh. Tanaman aren ini memiliki nilai ekonomi tinggi karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Serabut batangnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan sapu, buahnya bisa dikonsumsi, akarnya dapat diolah menjadi jamu, batangnya dihasilkan pati dan tepung sagu, dan niranya dapat digunakan untuk memproduksi gula aren.

Namun, Hana dan timnya melihat gula aren yang biasa diproduksi oleh petani aren adalah gula aren cetak. Namun, kebanyakan gula aren cetak yang diproduksi secara tradisional hanya bisa bertahan dalam 3-4 minggu, setelah waktu tersebut gula akan menjadi coklat kehitaman dengan struktur gula lembek dan mudah meleleh.

“Jika hal tersebut terus terjadi maka nilai jual gula aren akan turun dan kondisi ini akan membuat pendapatan petani aren juga ikut turun. Oleh karena itu kami berupaya untuk membantu petani aren dengan meningkatkan kualitas gula aren dengan mengubah bentuknya menjadi granular (serbuk),” kata Hana, dilansir dari laman resmi USK, Senin (20/12/2021).

Di sisi lain, prevalensi diabetes di dunia menurut WHO akan mencapai 578 juta orang di tahun 2030 dan diperkirakan mencapai 700 juta di tahun 2045. Indonesia berada di peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, yaitu sebesar 18 juta pada tahun 2020.

“Kami ingin memanfaatkan air nira (ie jôk) yang diolah menjadi gula jôk Aceh atau gula semut aren sebagai pemanis pengganti gula pasir yang ramah bagi penderita diabetes dan kolesterol karena memiliki indeks glikemik rendah,” ujarnya melanjutkan.

Selain itu, tambah Hana, gula semut aren ini juga dapat memelihara kesehatan gigi dan tulang, mencegah proses penuaan pada kulit, meringankan penyakit asma, melancarkan pencernaan, menghilangkan keram saat hamil dan haid, membantu mengatasi maag, analgesik dan antiinflamansi, menurunkan kolesterol serta alternatif program diet.

Hana dan timnya sudah merilis penjualan pertama dari produk ini pada bazar yang dilaksanakan di Gampong Peurada, Banda Aceh.

“Alhamdulillah antusiasme masyarakat sangat baik terhadap produk ini. Kami telah menjual puluhan pcs saat bazar berlangsung”, tutup Hana. [HU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda