kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Map Biomas Indonesia Platform Deteksi Tutupan Hutan di Indonesia

Map Biomas Indonesia Platform Deteksi Tutupan Hutan di Indonesia

Rabu, 27 Juli 2022 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Pemateri sedang memaparkan penjelasan mengenai dinamika Tutupan lahan di pulau sumatera di platform Map Biomas Indonesia di Hotel Kriyad Muraya, Banda Aceh, Rabu (27/7/2022). [Foto: Dialeksis/NH]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Auriga Nusantara bekerjasama dengan sembilan organisasi masyarakat sipil mengembangkan pemetaan hutan di Indonesia dengan mengembangkan suatu platform yang dapat menunjukkan dinamika tutupan lahan. Platform tersebut bernama Mapbiomas Indonesia.  

Adapun Sembilan lembaga tersebut antara lain HAKA Aceh, HAKI Sumsel, GENESIS Bengkulu, SAMPAN Kalbar, Save Our Borneo Kalteng, Green of Borneo Kaltara, KOMIU Sulteng, Mnukwar Papua Barat, dan JERAT Papua.

Yayasan Auriga Nusantara, Timer Manurung mengatakan Map biomas merupakan suatu platform pemantauan hutan yang pertama kali dikembangkan di Brasil beberapa tahun silam.

Dalam hal ini Yayasan Auriga Nusantara melihat kekosongan ini, di mana belum ada data yang cukup kredibel untuk menunjukkan perubahan tutupan lahan di Indonesia setiap tahunnya.

"Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas hutan tropis terbanyak di dunia. hutan yang banyak ini memungkinkan populasi biodiversitas di Indonesia berada dalam jumlah yang tinggi, jika dibandingkan dengan negara-negara lain di sekitarnya," ujarnya kepada awak media, Rabu (27/7/2022).

Lanjutnya, Pemetaan Mapbiomas Indonesia menggunakan basis citra landsat disertai teknologi machine learning dan cloud computing yang mengandalkan Google Earth Engine (GEE). Citra landsat sendiri memiliki resolusi medium yang cukup memenuhi untuk skala satu banding 50 ribu hingga 100 ribu.

"Dengan memanfaatkan algoritma machine learning dan teknik cloud computing di Google Earth Engine, Mapbiomas Indonesia telah berhasil memetakan 10 kelas tutupan lahan di seluruh Indonesia, yaitu formasi hutan alam, mangrove, hutan tanaman, tumbuhan alami non-hutan, sawit, pertanian lainnya, tambang, non-vegetasi lainnya, tambak, dan tumbuh air," ujarnya.

Lanjutnya, Untuk memperluas pemanfaatan data ini, Yayasan Auriga Nusantara bertujuan untuk memperkenalkan secara langsung platform ini ke berbagai lembaga dan instansi yang berada di daerah-daerah strategis yang ada di Indonesia, termasuk di Provinsi Aceh, yaitu perwakilan beberapa Perguruan Tinggi serta beberapa instansi pemerintahan yang terkait.

Sebagai provinsi dengan luas tutupan hutan terbesar di Pulau Sumatera, hutan yang berada di Aceh memiliki potensi terbesar untuk dilestarikan. Yayasan Auriga Nusantara akan melakukan peluncuran platform Mapbiomas dalam lingkup lokal di Aceh.

"Dalam hal ini, Yayasan Auriga Nusantara juga akan melakukan audiensi langsung ke Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya, yang mana Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat kerentanan deforestasi tinggi di Aceh," pungkasnya. [NH].


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda