Kamis, 01 Mei 2025
Beranda / Berita / Aceh / May Day 2025, Bang Nasir Nurdin: Kesejahteraan Buruh Aceh Harus Diperjuangkan

May Day 2025, Bang Nasir Nurdin: Kesejahteraan Buruh Aceh Harus Diperjuangkan

Kamis, 01 Mei 2025 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Nasir Nurdin atau yang akrab disapa Bang Nasir Nurdin (BNN) Ketua PWI Aceh. Foto: doc Dialeksis


DIALEKSIS.COM | Aceh - Dalam peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh pada Kamis (1/5/2025), Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Aceh, Nasir Nurdin atau yang akrab disapa Bang Nasir Nurdin (BNN), menegaskan pentingnya momentum ini untuk memperjuangkan kesejahteraan dan hak-hak pekerja di Aceh. 

Ia menyatakan bahwa kemajuan suatu daerah tidak lepas dari kontribusi para buruh, sehingga perlindungan hukum dan pemenuhan hak mereka harus menjadi prioritas.

“May Day bukan sekadar seremoni, tapi pengingat bahwa perjuangan buruh untuk keadilan dan kesejahteraan masih terus berlanjut. Di Aceh, kita harus memastikan bahwa setiap pekerja mendapat upah layak, jaminan kesehatan, dan perlindungan dari praktik eksploitasi,” ujar Bang Nasir dalam keterangannya kepada Dialeksis di Banda Aceh, Kamis (01/05/2025).

Menurutnya, meski sejumlah kemajuan telah dicapai, seperti penetapan upah minimum provinsi (UMP) yang lebih manusiawi, masih banyak persoalan yang perlu diselesaikan. 

Ia menyoroti tingginya angka pekerja kontrak tanpa jaminan tetap, minimnya perlindungan bagi pekerja sektor informal, serta ketimpangan upah antara laki-laki dan perempuan. 

“Pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja harus duduk bersama. Kolaborasi ini kunci untuk menciptakan ekosistem kerja yang adil,” tambahnya.

Bang Nasir juga mengapresiasi peran media dalam mengadvokasi isu-isu ketenagakerjaan. Sebagai ketua PWI Aceh, ia mendorong insan pers untuk terus memberitakan persoalan buruh secara proporsional dan mendalam. 

“Media harus menjadi corong yang menyuarakan aspirasi pekerja, sekaligus mengawal implementasi kebijakan yang pro-buruh,” tegasnya.

Di akhir pernyataan, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak melupakan sejarah panjang May Day, yang diawali dengan perjuangan buruh di Chicago, AS, pada 1886. 

“Semangat May Day adalah semangat kolektif. Mari kita jadikan momentum ini sebagai penguat solidaritas untuk Aceh yang lebih sejahtera,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
diskes