Jum`at, 20 Juni 2025
Beranda / Berita / Aceh / Menhut Sambangi Masyarakat Aceh Tengah, Dengarkan Langsung soal Konflik Gajah

Menhut Sambangi Masyarakat Aceh Tengah, Dengarkan Langsung soal Konflik Gajah

Kamis, 19 Juni 2025 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

Moment Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni, dikalungkan bungan oleh gajah jinak sambut kedatangnya di Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, dalam kunjungan kerjanya meninjau program konservasi gajah. (Rizkita/Dialeksis.com)


DIALEKSIS.COM | Takengon - Menteri Kehutanan (Menhut Raja Juli Antoni menyapa langsung masyarakat Desa Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, dalam kunjungan kerjanya meninjau program konservasi gajah di wilayah tersebut, Kamis (19/6/2025).

Dalam kunjungan itu, Menhut mendengarkan secara langsung berbagai keluhan dan cerita warga yang selama ini mengalami konflik antara manusia dan gajah. Kehadirannya menjadi ruang dialog terbuka untuk mencari solusi terbaik atas interaksi negatif yang kerap terjadi di beberapa Kabupaten di Provinsi Aceh.

Kedatangan Menhut bersama rombongan disambut hangat oleh ratusan masyarakat setempat. Mereka menampilkan Tari Munalu, tarian tradisional suku Gayo yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu kehormatan.

Tak hanya itu, momen unik dan penuh simbol juga terjadi saat Menhut dan Kedutaan Inggris dikalungi bunga oleh dua gajah jinak bernama Butet dan Mega. Prosesi ini menambah kesan mendalam terhadap pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan satwa liar.

Tidak hanya itu, kunjungan Menhut ke Aceh Tengah untuk meninjau progres rencana konservasi gajah. Melanjutkan progres rencana konservasi gajah di lahan milik Presiden Prabowo Subianto. Menyumbangi 20 ribu hektare lahan untuk program tersebut. 

“Alhamdulillah hari ini kita bisa langsung bertemu dengan masyarakat yang selama ini menghadapi masalah nyata dengan gajah. Ini bukan sekadar konflik, tapi interaksi yang perlu kita ubah dari negatif menjadi positif,” kata Raja Juli kepada wartawan. 

Dia menekankan bahwa kunci keberhasilan program konservasi ini terletak pada keterlibatan aktif masyarakat. Pemerintah berharap dengan berjalannya program ini mendapatkan keberhasilan tidak hanya diukur dari segi perlindungan satwa, tetapi dapat meningkatnya kesejahteraan dan pendapatan masyarakat sekitar.

“Saya tadi menghimbau kepada masyarakat bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada peran aktif mereka, bekerja sama dengan WWF dan BKSDA setempat. InsyaAllah, jika kolaborasi ini berjalan baik, kita akan melihat hasil yang positif,” terangnya.

CEO Yayasan WWF Indonesia, Aditya Bayu Nanda, menambahkan program ini merupakan bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk memecahkan persoalan yang telah lama terjadi di Aceh, khususnya konflik antara manusia dan gajah.

"Tentu ini tidak bisa selesai dalam waktu singkat. Diperlukan proses jangka panjang untuk mencapai hasil yang diharapkan. kunci keberhasilan program ini terletak pada partisipasi aktif masyarakat agar kelestarian hutan terjaga, dapat melindungi satwa, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat juga," ujar Aditya Bayu.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
dpra