kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Merawat Tradisi Khanduri Blang Melalui PKA-8

Merawat Tradisi Khanduri Blang Melalui PKA-8

Jum`at, 10 November 2023 15:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Khanduri Blang PKA-8 diselenggarakan di Desa Baet Lampuot, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, pada Kamis (9/11/2023). [Foto: Disbudpar Aceh]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Tradisi nenek moyang, Khanduri Blang hingga kini masih terjaga. Kali ini, Khanduri Blang masuk dalam rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8.

Khanduri Blang PKA-8 diselenggarakan di Desa Baet Lampuot, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, pada Kamis (9/11/2023).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (Disbudpar), Almuniza Kamal dalam sambutannya menyampaikan, Khanduri Blang atau kenduri sawah ini merupakan tradisi turun temurun masyarakat Aceh yang terus dilestarikan.

Almuniza mengatakan tradisi Khanduri Blang menjadi perayaan harapan-harapan petani dengan nilai religius. Dimana petani mengharapkan berkah, sekaligus bermunajat kepada Allah Swt agar sawah mereka bebas dari hama saat musim tanam hingga panen tiba.

“Pada tradisi Kenduri Blang ini terlihat kebersamaan masyarakat Aceh, apalagi rangkaian acara yang islami dan dapat mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk mensyukuri nikmat Allah,” katanya.

Kadisbudpar menyebutkan Kenduri Blang akan dipatenkan sebagai rangkaian wajib untuk dilaksanakan di acara Pekan Kebudayaan Aceh.

Untuk pemilihan lokasi sendiri, kata dia, karena Baet Lampuot merupakan salah satu desa yang ekonomi kreatifnya tumbuh. Hal itu dapat ditandai dengan banyaknya pengrajin seperti besi, rencong, dan produk lokal lainnya.

Pada Khanduri Blang hari ini, memasak tujuh kuah beulangong sekaligus mengajak seluruh masyarakat Suka Makmur dan sekitar dapat menikmati kenduri ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Aceh Besar, Abdullah saat membuka acara Khanduri Blang menuturkan, ini dapat menjadi salah satu momentum untuk memperkenalkan budaya dan tradisi turun temurun masyarakat Aceh kepada anak-anak.

Apalagi Khanduri Blang ini masih eksis dan dilestarikan hingga kini oleh sejumlah masyarakat di Aceh. Menurutnya, Khanduri Blang merupakan acara syukuran disertai doa dan makan bersama yang dilaksanakan oleh para petani.

“Ini juga merupakan salah satu bentuk syukur dari hasil yang telah didapatkan dan itu cara berbagi kepada sesama,” ungkap Abdullah.

Oleh karena itu, melalui PKA-8 ini dapat dijadikan kesempatan pelestarian kearifan lokal yang akan terus eksis sebagai warisan budaya.

Keuchik Gampong Baet Lampuot, Fajrin mengatakan, sangat berterima kasih karena telah memilih Desa Baet sebagai tempat penghelatan acara Kenduri Blang PKA-8. Menurutnya itu menjadi salah satu kebanggaan bagi Desa Baet.

“Kami mengucapkan terima kasih bagi penyelenggara karena telah memilih desa kami untuk terlibat dalam salah satu rangkaian festival besar di Aceh, besar harapannya agar acara seperti ini dapat terus dilakukan,” ujarnya. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda