Head of Corporate Communication Bank Syariah Indonesia, Eko Nopiansyah [Dok. Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Migrasi yang dilakukan BSI di Aceh saat ini sudah melakukan banyak sekali persiapan terutama menerapkan Protokol Kesehatan (PROKES) yang sangat Ketat, dan juga informasi yang beredar dikalangan masyarakat tentang hangusnya saldo nasabah itu tidak benar. Head of Corporate Communication Bank Syariah Indonesia, Eko Nopiansyah juga menyampaikan kepada Dialeksis.com, Rabu(09/06/2021).

“Ada 2 hal yang ingin saya sampaikan perihal migrasi ini, yang pertama, Kita melakukan migrasi ini dengan menerapkan prokes yang ketat sekali, dengan menyediakan hand sanitizer dan cek suhu ketika ingin masuk, nasabah wajib menggunakan masker, dan posisi duduk diatur jaraknya dan itu dilakukan di semua cabang, jadi kita tetap melakukan migrasi BSI dengan prokes yang ketat sekali walaupun Banda Aceh zona merah, ini sudah dikonfirmasi dengan walikota Banda Aceh, “

Lanjutnya, “Yang kedua, kami menghimbau kepada nasabah juga untuk memanfaatkan layanan BSI Mobile, karena dengan BSI Mobile nasabah juga bisa buka rekening dan transaksi lainnya tanpa harus ke cabang, sebenarnya tujuannya juga meminimalisir penyebaran covid-19, “ Jelasnya.

Dirinya juga menjelaskan, informasi yang mengatakan adanya pemotongan uang nasabah ketika migrasi sebanyak Rp.50.000,- itu bukan pemotongan. Uang tersebut tetap ada di rekening nasabah, itu disebut juga saldo minimum.

“Uang Rp.50,000 itu tidak dipotong sama sekali, jadi uang itu adalah saldo minimum ketika membuka rekening BSI, uangnya tetap ada di rekening nasabah. Jadi misal saya ada uang 100 ribu, jadi uang tetap 100ribu direkening, cuma ditampilan mobile itu 50 ribu, jadi kalau nasabah ingin tutup buku saldonya tetap bisa ditarik semua. Dan itu sebenarnya berlaku disemua bank, intinya migrasi ini gratis tidak ada potongan sama sekali, “ tutupnya kepada dialeksis.