Muksalmina: Apa Indikatornya Jika Ada yang Komplein Pendidikan Aceh Rendah?
Font: Ukuran: - +
Reporter : Auliana Rizky
Kabid Pembinaan GTK Dinas Pendidikan Aceh, Muksalmina. [Foto: Tangkapan layar/ Youtube Jalan Ary Official]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kabid Pembinaan GTK Dinas Pendidikan Aceh, Muksalmina mengatakan, pendidikan tidak bisa dilihat dari satu bagian karena pendidikan merupakan bagian yang kompleks.
Ada pendidikan formal, informal dan nonformal. Kalau ada orang yang mengatakan pendidikan Aceh itu rendah, indikatornya apa? anak-anak rata-rata sudah mendapatkan pendidikan semua.
Lanjutnya, jika bicara soal mutu, standar mutu yang ingin dicapai seperti apa? kan tidak mungkin sejajar dengan mutu yang ada di Jakarta.
Ia juga menjelaskan terkait dana pendidikan Aceh juga sama dengan provinsi lain. Dana pendidikan ada 3 triliun, 45 persen sudah untuk gaji. Kemudian Dana BOS dan DAK juga sama standarnya.
Misal pun ada penambahan dari dana otsus itu sekitar 2 persen saja dan tidak semua ke dana pendidikan, ada juga digunakan untuk yang lain. Jadi, pendidikan di Aceh tidak besar, sama juga dengan daerah lainnya.
"Semua itu harus dibandingkan rasio dana pendidikannya, dana pendidikan didistribusikan dari jenjang TK, SD, hingga SMA," ucapnya dalam diskusi Jalan Ary Official "Memahami Lebih Dalam Dinas Pendidikan Aceh" yang dikutip Dialeksis.com, Rabu (7/12/2022).
Ada lima unsur yang mempengaruhi Pendidikan Aceh, yakni Dinas Kab/Kot, Provinsi, Dayah, Kemenag, dan Perguruan Tinggi. Jadi, tidak bisa diclaim Pendidikan Aceh itu buruk dari satu sisi.
Yang dilihat sekarang hanya pendidikan yang di provinsi saja. Seperti anak-anak tidak biaa mengaji saat duduk di bangku SMA, itu tidak bisa disalahkan guru SMA-nya, faktanya mungkin dia tidak bisa mengaji dari dia TK atau SD.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Aceh, ada empat pilar yakni pemerataan akses, mutu, akuntabilitas, dan pendidikan Islami.
Pertama, pemerataan akses sudah dilakukan seperti pemberlakuan kelas jauh, jadi di pelosok mana pun anak-anak berada wajib ada pendidikan seperti yang dilakukan di pelosok Aceh Selatan.
"Anak-anak yang sulit menjangkau pendidikan sudah kita lakukan, jadi sudah memonitor di mana lagi titiknya, sejauh ini akses Pendidikan Aceh sudah berfokus," ujarnya.
Kedua, mutu yakni pada kurikulum sudah disesuaikan dengan Pendidikan, artinya tidak rumit lagi, anak SMA bisa kuliah sedangkan SMK bisa bekerja.
"Anak-anak Aceh yang mau kuliah itu kan suatu capaian prestasi, mereka sudah keluar dari keterpurukannya pendidikan," tambahnya.
Ketiga akuntabilitas, banyak universitas yang sudah terbuka dan tidak tersekat lagi. Keempat Pendidikan Islami, ini juga banyak faktor, pemahaman yang dimaksud sekolah harus diubah ke dayah semua?
"Namun hingga saat ini, Pendidikan Islami masih berjalan di tingkat sekolah dengan pemahaman pada kearifan lokal masing-masing," pungkasnya. [Au]