kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Musim Panas, Hasil Produksi Bawang Merah Petani di Pidie Anjlok

Musim Panas, Hasil Produksi Bawang Merah Petani di Pidie Anjlok

Minggu, 20 Agustus 2023 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Pidie - Akibat musim panas yang sedang melanda sebagian daerah di tanah air sangat dirasakan oleh petani di Provinsi Aceh. Pasalnya banyak tanaman palawija atau sayuran telah terganggu pertumbuhan hingga menurunkan hasil produksi panen.

Di Kecamatan Simpang Tiga dan Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie misalnya, puluhan hektare (ha) lahan bawang merah terganggu pertumbuhannya. Hal itu diduga karena pengaruh dari cuaca buruk di musim El Nino dan terjadi kekeringan musim kemarau.

Kemukiman Bambi, Kecamatan Peukan Baro, pada Sabtu (19/8/2023) banyak tanaman bawang merah gagal tumbuh. Lalu sebagian lainnya mati karena batangnya layu saat berusia berkisar 10 hingga 30 hari.

Kemudian, sebagian besar biji bawang merah hasil panen tersebut kerdil. Lalu jumlah biji pada umbinya sedikit tidak menyumpal banyak. Belum lagi banyak biji yang terbelah ketika tiba-tiba diguyur hujan.

"Iklim musim panas ini sangat tidak bersahabat. Ada tiga puluh persen batang bawang mati atau kayu mendadak. Lebih parah lagi debit air sumur krisis sehingga tidak mencukupi saat menyiram bawang," tutur Arif, petani bawang merah di Bambi, Kecamatan Peukan Baro.

Selain terganggu pertubuhan, hasil produksi panen bawang milik petani di Pidie, kali ini juga anjlok. Dari biasanya hasil panen 1 kg banding 15 kg (1 kg bibit menghasilkan 15 kg bawang), sekarang turun pada kisaran 1 kg banding 12 kg. Bahkan ada yang lebih rendah lagi yaitu 1 kg banding 10 kg.

Lebih parah lagi harga bawang merah ditingkat tengkulak sejak dua pekan terakhir turun. Yaitu dari sebelumnya Rp25 ribu/kg, kini turun menjadi Rp15 ribu/kg.

"Padahal modal yang kami keluarkan lebih besar dari tahun lalu. Karena harga pupuk dan saprodi semakin tinggi," tutur Muslim, petani lainnya. 

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda