kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Mutasi Covid-19 Mulai Muncul, Pemerintah Aceh Kirim 20 Sampel ke Balitbangkes

Mutasi Covid-19 Mulai Muncul, Pemerintah Aceh Kirim 20 Sampel ke Balitbangkes

Sabtu, 15 Mei 2021 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif. [Foto: Humas Aceh]




DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Aceh telah mengirimkan sebanyak 20 sampel ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Pengiriman sampel tersebut bertujuan untuk pemantauan strain mutasi covid-19, yang selama ini disinyalir mulai muncul dengan tingkat penularan dan daya tahan yang lebih tinggi.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Hanif, usai mengikuti Rapat Bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, di Meuligoe Gubernur Aceh, Jum’at (14/5/2021).

“Di beberapa negara seperti India dan Inggris serta beberapa negara lain, telah ditemukan mutasi dari virus covid-19. Untuk mengantisipasi hal tersebut, beberapa waktu lalu (Senin, 10/5/2021) kami telah sampaikan ke Pak Gubernur untuk mengirim sampel ke Balitbangkes Kemenkes di Jakarta. Nah, hari ini Balitbangkes mengirim surat dan menginstruksikan kita untuk mengirimkan sampel spesimen swab nasofaring dan sebanyak 20 sampel sudah kita kirimkan,” ujar Hanif didampingi Direktur RSUDZA dr Isra Firmansyah.

"Dalam rangka pemantauan strain mutasi virus SARS CoV-2, maka perlu dilakukan Surveilans Genom Virus SARS CoV-2 secara intensif dan seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu, mohon Saudara dapat mengirimkan spesimen swab nasofaring dan kasus konfirmasi COVID-19 dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait," sebut Surat dari Balitbangkes Kemenkes.

“Sampel spesimen yang kita kirim itu berasal dari kasus dengan kriteria penularan yang cepat di masyarakat/lokasi tertentu, mulai menginfeksi kelompok yang sebelumnya tidak rentan (anak-anak), Orang sudah divaksin tapi terinfeksi, Penyintas terinfeksi kembali, Kematian dengan komorbid penyakit menular lain (HIV, TB, dan lainnya),” sambung Hanif.

Hanif menambahkan, kriteria spesimen yang dikirimkan adalah Tube VTM berisi swab nasofaring, memiliki ct (cycle threshold) di bawah 25, Spesimen dikirimkan disertai formulir penyelidikan epidemiologi. Pengiriman spesimen dilakukan segera setelah hasil pemeriksaan RT PCR diperoleh.

“Jadi, spesimen yang kita kirimkan adalah spesimen yang baru kita ambil,” imbuh Hanif. [HA]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda