kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Nasi Siang LO di Bandara Sultan Iskandar Muda Basi

Nasi Siang LO di Bandara Sultan Iskandar Muda Basi

Rabu, 11 September 2024 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi


Nasi Siang LO sudah basi. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Keluhan mengenai kualitas konsumsi di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) mulai terdengar, terutama dari Liaison Officer (LO) yang bertugas di lokasi tersebut pada hari Rabu (11/9/2024).

Salah satu LO yang tidak ingin disebutkan namanya melaporkan bahwa makanan yang diterima pada siang hari itu sudah basi sebelum waktu makan siang berakhir.

Menurut laporan, makanan tiba di bandara sekitar pukul 11.00 WIB, namun saat diterima, sudah tercium bau yang tidak sedap. 

“Izin kak, konsumsi di bandara hari ini basi. Pas diterima makanan sekitar jam 11 juga udah kecium bau tidak sedap, padahal belum sampai jam 3,” keluh LO tersebut kepada tim konsumsi melalui pesan singkat.

Masalah ini dilaporkan pada pukul 13.37 WIB, sementara waktu makan siang resmi belum mencapai batas akhirnya, yaitu pukul 15.00 WIB. 

Ketidakpuasan terhadap kualitas makanan ini jelas mencoreng pelaksanaan acara besar di Aceh, terutama saat menyangkut pelayanan untuk tamu dan peserta yang datang dari berbagai provinsi.

Reporter dari Dialeksis.com mencoba menghubungi Ketua Bidang Konsumsi PB PON XXI Wilayah Aceh, Ir. Diaz Furqan, untuk meminta klarifikasi terkait masalah ini. 

Diaz mengakui bahwa sayuran yang disajikan memang sudah basi, namun pihaknya segera mengambil tindakan untuk mengganti makanan tersebut. 

“Sayurnya yang basi dan sudah diganti semuanya,” ujar Diaz Furqan melalui pesan WhatsApp.

Namun, klaim bahwa makanan telah diganti segera dibantah oleh LO yang menerima nasi basi tersebut. Saat dihubungi kembali oleh reporter, LO tersebut mengirimkan bukti berupa foto yang menunjukkan bahwa makanan belum diganti. 

“Pat digantoo (mana diganti),” jawab LO tersebut dalam bahasa Aceh.

Permasalahan ini tentu saja menimbulkan kekecewaan besar bagi LO dan pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan PON XXI Wilayah Aceh.

LO tersebut juga menyayangkan kinerja pihak katering yang dinilai tidak profesional dalam menangani konsumsi untuk para atlet dan tamu. 

"Sebetoijih kan bg, syaang nahh. Wate troh keu atlet ge nyo nasi jih," ungkap LO dalam bahasa Aceh, yang artinya, "Sebetulnya sayang sekali, waktu sampai nasi untuk atletnya tidak memuaskan."

Keterlambatan penanganan konsumsi dan buruknya kualitas makanan ini berpotensi mencoreng nama baik Aceh di mata provinsi lain yang turut serta dalam acara ini. 

Apalagi, PON XXI merupakan ajang yang mempertemukan atlet dari seluruh Indonesia, sehingga permasalahan sekecil apa pun, termasuk soal konsumsi, dapat mempengaruhi citra tuan rumah.

Saat media mencoba kembali menghubungi Diaz Furqan untuk menindaklanjuti respons terkait keluhan LO, Diaz menyatakan bahwa proses penggantian makanan masih dalam perjalanan. 

"Msh sdg jalan sebagian,” tulisnya singkat.

Meskipun upaya perbaikan sedang dilakukan, insiden ini tetap menjadi catatan buruk dalam pelayanan konsumsi. 

Para petugas berharap agar tidak ada lagi kejadian serupa yang dapat merusak kelancaran acara. Kualitas konsumsi harus dijaga dengan baik, terlebih bagi atlet yang membutuhkan asupan gizi yang baik untuk menjaga performa mereka selama pertandingan.

Panitia diharapkan dapat lebih sigap dan cepat dalam menangani permasalahan konsumsi, serta memastikan pihak katering memberikan pelayanan yang maksimal agar tidak ada lagi keluhan terkait makanan basi atau kurang layak konsumsi, baik bagi LO, panitia, maupun para atlet yang bertanding. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda