Sabtu, 06 September 2025
Beranda / Berita / Aceh / Nasir Syamaun Usai Dilantik Pimpin KAGAMA Aceh: “Fokus Turunkan Kemiskinan, Bukan Membantah Angka”

Nasir Syamaun Usai Dilantik Pimpin KAGAMA Aceh: “Fokus Turunkan Kemiskinan, Bukan Membantah Angka”

Sabtu, 06 September 2025 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Ketua KAGAMA Aceh periode 2025 - 2030, M. Nasir Syamaun selepas dilantik  di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu, 6 September 2025 memberikan kata sambutan. Foto: doc Dialeksis.com


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua KAGAMA Aceh periode 2025 - 2030, M. Nasir Syamaun, menegaskan komitmen organisasi alumni Universitas Gadjah Mada itu untuk ikut menurunkan kemiskinan di Aceh. Pesan tersebut ia sampaikan sesaat setelah dilantik oleh Sekjen KAGAMA Pusat, Nezar Patria, pada acara pelantikan pengurus KAGAMA Aceh di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu, 6 September 2025.

“Kita bisa berkontribusi untuk Aceh. Tadi kita disinggung sebagai daerah termiskin oleh Gubernur Aceh. Kita tidak perlu membantah hasil BPS metodologi mereka sudah benar. Yang paling penting sekarang adalah fokus menurunkan angka kemiskinan, butuh sentuhan luar biasa agar laju penurunannya lebih cepat,” kata Nasir dalam sambutannya dihadiri langsung Dialeksis.

Nasir mengurai konteks perjalanan angka kemiskinan Aceh dalam dua dekade terakhir. Menurutnya, pada akhir masa konflik tingkat kemiskinan Aceh berada di 29 persen. Usai tsunami 2005, angkanya sempat naik menjadi 32 persen. Ketika dana Otonomi Khusus mulai mengintervensi pada 2008, tingkat kemiskinan turun ke sekitar 23 persen.

 “Hari ini yang terbaru berada di 12,33 persen,” ujarnya.

Target berikutnya, kata Nasir, sudah ditetapkan pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Gubernur Muzakir Manaf dan Fadhullah, Aceh dibidik mencapai 6 - 7 persen pada 2029. “Ini bukan soal mungkin atau tidak mungkin, ini target yang harus diwujudkan,” tegasnya.

Ia menilai, cap “termiskin nomor satu di Sumatera dan nomor sepuluh secara nasional” perlu disikapi secara jernih. “Itu bukan untuk pembenaran, tapi cambuk agar kita bergerak lebih sistematis,” katanya.

Di titik itulah, Nasir menempatkan KAGAMA Aceh. Dengan sumber daya intelektual yang melimpah, KAGAMA diharapkan menjadi mesin gagasan: menyusun pembacaan data yang tajam, merumuskan formula intervensi yang tepat sasaran, dan mengawal implementasinya bersama pemerintah daerah.

“Ahli dan sarjana KAGAMA Aceh punya andil dan tanggung jawab moral sebagai intelektual. Kita harus ikut mengatasi dan mencari solusi kemiskinan di Aceh,” ucapnya.

Nasir mendorong cara kerja berbasis bukti dan gotong royong lintas sektor. “Kita perlu logika-logika berpikir yang konkret mulai dari pemetaan kantong kemiskinan, penguatan produktivitas rumah tangga, hingga mendorong nilai tambah sektor unggulan. Semua harus bergerak bersama, pemerintah, kampus, swasta, komunitas,” kata dia.

Menutup sambutan, Nasir mengajak para alumni UGM di Aceh untuk menjadikan periode kepengurusan lima tahun ke depan sebagai masa percepatan. 

“KAGAMA Aceh harus hadir sebagai mitra kritis sekaligus solutif. Kita bekerja dengan data, merajut kolaborasi, dan mengonversi pengetahuan menjadi kebijakan yang berdampak. Tujuannya satu: menurunkan kemiskinan Aceh secara signifikan,” tutupnya.

Keyword:


Editor :
Redaksi

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
damai -esdm
bpka