Nenek Berusia 124 Tahun Diundang ke Pendopo Ikut Resepsi HUT RI
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM| Takengon - Seorang nenek yang sudah berusia 124 tahun, namun masih mampu beraktifitas, dapat mengurus diri sendiri, diundang secara resmi ke pendopo mengikuti malam resepsi memperingati HUT RI ke 74.
Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengundang Munah Inen Rawe, 124, penduduk kampung Serule, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah, untuk didengar kisah hidupnya. Shabela memberi penghormatan kepada nenek ini pada malam resepsi, Sabtu (17/8/2019).
Usai menyampaikan sambutan pada malam resepsi itu, Shabela turun dari panggung langsung menghampiri Munah Inen Rawe yang duduk di kursi undangan paling depan. Bersama istrinya, Puan Ratna, orang nomor satu di Gayo Lut ini langsung menuntun Munah Inen Rawe untuk menuju panggung utama.
Meski sudah berusia 124 tahun, Munah terlihat masih bugar dan masih kuat berjalan. Bahkan saat menyampaikan sepatah dua kata, suaranya masih jelas didengar.
Puan Ratna yang turut memandu Munah Inen Rawe ke panggung utama, bertanya dengan sosok nenek ini. Dia bertanya dalam bahasa Gayo, karena sang nenek mahir berbahasa Gayo. Dalam tutur kekerabatan, Puan Ratna memanggilnya Ibi (bibik).
"Hanati ibi tetap sehat, naru umur ni ibi, cuge sederen tekik ku kami, (kenapa bibi tetap sehat dan panjang umur, dapat sedikit diceritakan ke kami)," ujar Puan Ratna yang juga Ketua TP-PKK Aceh Tengah.
Sambil tersenyum, Munah Inen Rawe menjawab menjawab pertanyaan Puan Ratna. "Kukasihi famili, sudere bewenne, gere ara kubedan kampung so, kampung ini. (Saya sayangi dan kasihi semua saudara. Tidak ada saya membedakan kampung sana, kampung sini, semuanya saya perlakukan sama)," suara nenek ini didengar oleh hadirin yang berhadir.
Menurut Munah, menyambung tali silaturahmi dan memeliharanya, adalah kunci seseorang untuk tetap sehat dan dapat memperpanjang usia. Selain itu, Munah walau usianya telah senja, masih menghidupi beberapa anak yatim.
Hadirin terpana, memberikan aplusan ketika nenek ini memiliki prinsip hidup yang jelas dan senantiasa berbuat baik.
Bupati Shabela, sempat berdialog dengan Munah Inen Rawe. Dia menanyakan kembali apa yang sudah disampaikan Munah Inen Rawe, soal Serule dan Linge.
Di Gayo falsafal asal Linge awal Serule sudah terbiasa didengar. Namun Munah Inen Rawe terbalik mengungkapnya dari kalimat yang sudah lazim disebutkan itu. Bukan asal Linge awal Serule, namun nenek ini menyebutkan asal Serule awal Linge.
Falsafah itu di Gayo menyebutkan kampung mana yang duluan ada di sana, sebagai cikal bakal perkampungan di Gayo. Di Linge dikenal dengan sebuah kerajaan dan dari sinilah lahir raja terkemuka Aceh Darusalam.
Karena nenek ini terbalik mengucapkan dari kebiasan penyebutan selama ini, Bupati Aceh Tengah sambil bercanda menanyakan apakah penyebutan itu tidak terbalik. Sang nenek menjawabnya dengan tegas walau nada suara bergetar karena usia.
"Gereke mubalik ya ibi (nggak terbalik itu bibi)," canda Shabela. Sang nenek menjawabnya dengan tegas,"Gere mubalik, Serule mulo baro ara Linge (tidak terbalik, Serule duluan baru ada Linge," tegas Munah Inen Rawe disambut tepuk tangan hadirin yang hadir.
Munah Inen Rawe juga mengingatkan para pemimpin dan masyarakat Gayo didaerah itu untuk selalu mengingat Kampung Serule.
"Geh kam pemimpin-pemimpin, entongkam kampung awal, negeri asal Kampung Serule, pemuger ni Laksamana. Datanglah kalian pemimpin. Jenguklah kampung awal, negeri asal Kampung serule, yang dibangun laksamana," sebut Munah .Shabela mengakui kagum terhadap nenek yang sudah tua ini, berumur 124 tahun, masih memberikan contoh yang baik.
"Mudah-mudahan apa yang disampaikan orang tua kita malam ini, dapat menginspirasi kita semua untuk melakukan yang terbaik," kata Shabela.
Pada kesempatan itu, Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar memberikan bingkisan kepada nenek yang masih produktif dan mandiri ini, walau usianya sudah terbilang sangat tua untuk ukuran umur rata rata manusia saat ini. (baga)