kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pakar Komunikasi: Gaya Komunikasi Plt Bupati Bener Meriah Arogan

Pakar Komunikasi: Gaya Komunikasi Plt Bupati Bener Meriah Arogan

Selasa, 21 September 2021 18:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Pakar Komunikasi, Safutra Rantona [Ist]


DIALEKSIS.COM |  Bener Meriah - Menanggapi video perseteruan Plt. Bupati Bener Meriah dengan pendemo di halaman Kantor DPRK Bener Meriah ditanggapi oleh Pakar Komunikasi Safutra Rantona

Safutra Rantona menjelaskan sepertinya Plt. Bupati Bener Meriah tidak mampu berkomunikasi baik. Artinya, Dailami tampak tidak paham dengan kasus yang disampaikan oleh masyarakat tersebut. 

"Terlihat gagal berkomunikasi bisa menimbulkan gagal paham. Akhirnya kesan yang muncul adalah kesan yang Arogan dari seorang penguasa. Ketika Pak Plt. Bupati tidak mampu menjawab dan memahami aspirasi masyarakat maka muncullah kemarahan. Terlihat, dari gayanya, intonasinya dan raut wajahnya" ujar mahasiswa Doktoral Universitas Padjajaran ini.

Lebih lanjut Safutra Rantona menjelaskan Kalau dalam komunikasi itu ada dua yaitu komunikasi Verbal dan Non Verbal, komunikasi yang ada dalam Video tersebut menunjukan gaya Komunikasi Plt. Bupati lebih Dominan mengedepankan gaya Komunikasi Non Verbal. Dailami tidak mampu menunjukkan komunikasi verbalnya dengan baik, maka muncullah komunikasi non verbalnya, dari Video yang kita amati Plt. Bupati lebih mengedepankan Komunikasi Non Verbalnya. 

Apa yang ditunjukkan oleh Plt. Bupati Bener Meriah sangat berdampak buruk dengan "Brand Image" Kepada Pemerintah Kabupaten Bener Meriah yang sedang dipimpinnya. Inikan menunjukan seolah-olah aspirasi masyarakat Bener Meriah harus dihadapi dengan sikap "Arogan".

Sikap Plt. Bupati Bener Meriah menyebabkan persepsi dan kepercayaan masyarakat menurun dan itu dapat dipastikan. Video tersebut menjadi trending di Media Sosial. Warga menjadikan video yang beredar sebagai lelucon dari seorang Plt. Bupati, bukan bagian dari menjawab aspirasi masyarakat.

Bahkan banyak yang tidak menyadari divideo tersebut Dailami mengakui dirinya sebagai Bupati, padahal statusnya masih Wakil Bupati dan kebetulan sementara waktu diberi tugas oleh Gubernur sebagai Plt. Bupati, jadi beda makna. Ini kan menunjukan arogansi seseorang dalam berkuasa. 

Pakar Komunikasi ini menyarankan Plt. Bupati Dailami perlu berhati-hati di era teknologi hari ini, ini bisa menjadi bola panas bagi Pemerintahan Bener Meriah Sekarang

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda