kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pakar Transportasi Unsyiah: KMP "acehhebat" Penyeimbang Konektivitas Antarwilayah

Pakar Transportasi Unsyiah: KMP "acehhebat" Penyeimbang Konektivitas Antarwilayah

Minggu, 04 Oktober 2020 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Prof. Dr, Ir. Sofyan Saleh, M.Sc. Eng


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh -  Satu-satunya Profesor bidang transportasi di Aceh yang juga dosen Teknik Universitas Syiah Kuala Prof. Dr, Ir. Sofyan Saleh, M.Sc. Eng., IPU mengatakan, kehadiran tiga kapal KMP acehhebat sangat positif dan diharap akan menjadi penyeimbang transportasi yang terkoneksi (Multi moda) di Aceh. 

"Moda darat, laut, dan udara itu memang harus terkoneksi secara bersamaan, harus seimbang agar ekonominya berkembang," kata Prof Sofyan Saleh menyikapi kehadiran tiga kapal "acehhebat" Sabtu (2/10) di Banda Aceh.

Prof. Sofyan menyebut, seperti halnya Multiyear yang harus berjalan agar ada keseimbangan konektifitas transportasi. Dijelaskan, seperti program Bapak Ibrahim Hasan "bebaskan rakit" di wilayah Barat Selatan, kini kawasan itu menjadi terbuka dan lancar.

"Tujuan Multiyear saya pikir sama, untuk membuka akses, agar insfrastruktur transportasi di Aceh menjadi baik dan punya konektivitas untuk pengembangan ekonomi antarwilayah," ujar Prof. Sofyan, satu diantara tiga profesor Transportasi yang dimiliki Sumatera.

Menurutnya, infrastruktur dan akses transportasi sangat penting supaya tidak ada daerah yang terisolir, dapat terjangkau, waktu lebih cepat, dan distribusi barang merata.

"Kalau soal anggaran itu persoalan lain, tapi yang penting infrastrukturnya harus tersedia bagi segelintir orangpun di tengah hutan sana," jelas Prof. Sofyan.

Soal laut sendiri--katanya--transportasi yang dibicarakan bukanlah yang menuju ke negara lain, tetapi menuju ke Pulau banyak, Pulau Aceh, Sinabang, Sabang, dan lain-lain, seharusnya itu digalakan sejak dulu yang dimulai dengan subsidi, nanti setelah mulai terbuka baru diberlakukan tarif sebenarnya.

"Kalau dalam transpor itu ada istilah kalau belum berkembang, itu disubsidi oleh pemerintah. Transpor udara dan darat juga sama," lanjut Prof. Sofyan.

Makanya--lanjut Sofyan--sebenarnya kita tidak perlu persoalkan moda udara, moda laut, dan moda darat, yang penting koneksitas terjamin.

Saat ini pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan sedang mempersiapkan 3 (tiga) unit kapal ro-ro untuk melayani tiga lintasan yaitu; 

1. KMP. Aceh Hebat 1, berkapasitas 1300 GT yang dibangun pada Galangan PT. Multi Ocean Shipyard di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau melayani lintasan Pantai Barat – Simeulue KMP. 

2. Aceh Hebat 2 berkapasitas 1100 GT yang dibangun pada Galangan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia di Madura, Jawa Timur melayani lintasan Ulee Lheue (Banda Aceh) – Balohan (Sabang). 

3. KMP. Aceh Hebat 3 berkapasitas 600 GT yang dibangun pada Galangan PT. Citra Bahari Shipyard di Tegal, Jawa Tengah melayani lintasan Singkil – Pulau Banyak.

Sementara untuk konektivitas darat, pemerintah Aceh telah memulai membuka isolasi daerah terpencil dengan membangun jalan yang menghubungkan atar kabupaten di Aceh antara lain:

1. Peningkatan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Lues

2. Peningkatan Jalan Batas Aceh Timur-Kota Karang Baru

3. Peningkatan Jalan Sinabang-Sibigo

4. Peningkatan Jalan Batas Aceh Selatan-Kuala Baru-Singkil-Telaga Bakti

5. Peningkatan Jalan Sp. Tiga Redelong-Pondok Baru-Samar Kilang

6. Peningkatan Jalan Nasreuhe-Lewak-Sibigo

7. Peningkatan Jalan Trumon-Batas Singkil

8. Peningkatan Jalan Trumon-Batas Singkil

9. Peningkatan Jalan Batas Aceh Timur – Pining – Blangkejeren

10. Peningkatan Jalan Blangkejeren-Tongra-Batas Aceh Barat Daya

11. Peningkatan Jalan Peureulak-Lokop-Batas Gayo Lues

12. Peningkatan Jalan Peureulak – Lokop – Batas Gayo Lues

13. Peningkatan Jalan Jantho-Batas Aceh Jaya 

14. Peningkatan Jalan Batas Gayo Lues-Babah Roet

Keyword:


Editor :
Redaksi

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda