Pelatihan Dai dan Aktivis Dakwah: Optimalisasi Strategi Dakwah di Perbatasan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Indri
Adam Juliandika, peserta pelatihan khusus untuk dai dan aktivis dakwah sekaligus perwakilan dari Komunitas Sahabat Muda Aceh. [Foto; dokumen pribadi untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Forum Dai Perbatasan sukses menyelenggarakan pelatihan khusus untuk dai dan aktivis dakwah pada 26-27 Desember 2024. Kegiatan yang berlangsung di Banda Aceh ini bertujuan memperkuat strategi dakwah di daerah perbatasan, kawasan yang kerap menjadi tantangan tersendiri bagi para dai. Dengan mengusung pendekatan inklusif dan adaptif, pelatihan ini mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan.
Adam Juliandika, peserta sekaligus perwakilan dari Komunitas Sahabat Muda Aceh, menilai pelatihan ini sebagai langkah strategis dalam menjawab tantangan dakwah di era modern.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat karena tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik yang relevan dengan konteks dakwah saat ini,” ungkap Adam dalam keterangan tertulis yang diterima dialeksis.com pada Jumat (27/12/2024).
Materi yang Komprehensif dan Kontekstual
Pelatihan ini menghadirkan berbagai materi yang relevan, mulai dari strategi komunikasi efektif, manajemen konflik, pengelolaan media sosial, hingga pemahaman budaya lokal. Pendekatan ini bertujuan agar para dai dapat menyampaikan pesan agama dengan cara yang humanis, dialogis, dan mampu menjembatani perbedaan tanpa menciptakan polarisasi.
“Dakwah bukan hanya menyampaikan ajaran agama, tetapi juga memahami kebutuhan dan masalah masyarakat. Pendekatan humanis sangat penting untuk membangun dialog yang konstruktif,” jelas Adam.
Para dai dan aktivis dakwah, lanjut Adam, dituntut untuk menjadi teladan dan agen perubahan yang mampu memberikan solusi atas permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat, seperti kemiskinan, keterbatasan akses pendidikan, dan kesehatan.
Kolaborasi untuk Dakwah yang Berkelanjutan
Salah satu poin penting dari pelatihan ini adalah pentingnya kolaborasi antar lembaga dakwah. Forum Dai Perbatasan menunjukkan komitmennya untuk memperkuat jaringan antara para dai dan aktivis di seluruh Indonesia, khususnya di daerah perbatasan.
"Dakwah yang efektif tidak dapat dilakukan secara individual, melainkan membutuhkan kerja sama yang solid untuk mencapai tujuan bersama," imbuh Adam.
Peran Generasi Muda dalam Dakwah
Keikutsertaan Komunitas Sahabat Muda Aceh dalam pelatihan ini menjadi bukti pentingnya peran generasi muda dalam membangun peradaban bangsa. Generasi muda dinilai memiliki energi dan ide inovatif yang dapat memperkaya strategi dakwah dalam menjangkau masyarakat luas.
“Partisipasi aktif pemuda memastikan keberlanjutan dan relevansi dakwah di masa depan,” tambah Adam.
Media Sosial untuk Dakwah
Di era digital, literasi digital menjadi salah satu fokus utama pelatihan ini. Para dai dan aktivis dakwah dibekali keterampilan untuk menggunakan media sosial secara bijak dan efektif dalam menyampaikan pesan agama. Selain itu, peserta juga dilatih untuk menangkal penyebaran informasi hoaks dan ujaran kebencian.
Adam Juliandika optimis bahwa pelatihan ini akan memberikan dampak positif yang signifikan, khususnya dalam membangun masyarakat yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia di daerah perbatasan.
“Semoga semangat ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadakan kegiatan serupa. Bersama-sama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang berperadaban, harmonis, dan sejahtera,” pungkasnya.
Pelatihan ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat dakwah sebagai pilar penting pembangunan moral dan spiritual bangsa. Dengan kolaborasi, inovasi, dan komitmen, para dai dan aktivis dakwah diharapkan mampu menghadirkan perubahan positif di tengah masyarakat. [in]