kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pemerintah Siapkan Jadikan Aceh Sebagai Tujuan Utama Investasi di Indonesia

Pemerintah Siapkan Jadikan Aceh Sebagai Tujuan Utama Investasi di Indonesia

Kamis, 25 Agustus 2022 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Ir. Mawardi, menyampaikan sambutan Pj Gubernur Aceh, saat membuka acara Aceh Business Forum Medan 2022 dengan tema "Pengembangan Iklim Investasi Menuju Aceh Sebagai Daerah Tujuan Utama Destinasi Investasi di Indonesia" yang diselenggarakan oleh DPMPTSP Aceh, di Ruang California Lt.1, JW Marriott Hotel Medan, Rabu, (24/8/2022). [Foto: Humas Pemprov Aceh]


DIALEKSIS.COM | Medan - Pemerintah Aceh menyatakan siap untuk menjadikan Aceh yang berjuluk Serambi Mekkah sebagai salah satu tujuan utama investasi di Indonesia

“Saya menjamin Aceh siap menghadirkan iklim investasi yang kondusif karena stabilitas politik di Aceh kini sangat baik,” ujar Asisten II Sekda Aceh, Ir. Mawardi, dalam acara Aceh Bussiness Forum 2022, di Medan Sumatera Utara, Rabu 24 Agustus 2022.

Kegiatan Aceh Bussiness Forum diikuti para Konsul Jenderal Negara Malaysia, Jepang, India, Cina, Singapura, Amerika, Turki, Jerman, Belanda, Sri Lanka, dan Denmark. Hadir juga Direktur Australia Center, Pimpinan KADIN Aceh dan KADIN Sumatera Utara, Pimpinan Aceh Sepakat, para Pimpinan perusahaan, Perbankan, Asosiasi Pengusaha, dan para Investor Potensial.

Mawardi mengatakan, salah satu bukti iklim kondusif di Aceh adalah Survei Kementerian Dalam Negeri beberapa tahun lalu, di mana Banda Aceh sebagai daerah teraman di Indonesia, karena tidak pernah terjadi konflik sosial berbasis SARA. 

“Demi meningkatkan kepastian hukum dan memberikan rasa aman bagi investor, Pemerintah Aceh tidak berhenti meningkatkan mutu peraturan daerah atau qanun yang ramah investasi,” kata Mawardi. 

Pemerintah Aceh ujar Mawardi, telah mengajukan Rancangan Qanun Insentif Daerah untuk meningkatkan jumlah investasi baru.

Sementara itu, sebagai dasar percepatan pengembangan investasi di Aceh, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun-Lhokseumawe. 

KEK ini menawarkan area strategis seluas 2.622 hektare yang terletak di pintu masuk utara Selat Malaka, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Utara.

Mawardi menyebutkan, sedikitnya ada empat sektor prioritas investasi di Aceh. Empat sektor itu meliputi agroindustri, infrastruktur dan energi, pengembangan pariwisata, serta pengembangan kawasan.

Agroindustri merupakan sektor strategis yang didukung sumber daya alam cukup besar, salah satunya sawit. Aceh kini menjadi salah satu produsen sawit terbesar di Indonesia. Tahun lalu, lebih dari 1,9 juta ton CPO dihasilkan dari perkebunan sawit milik perusahaan dan masyarakat. 

“Saat ini Aceh memiliki 45 perusahaan CPO, dan untuk itu kami mengundang para investornya membangun hilirisasi industri sawit,” kata Mawardi.

Selain itu, Aceh juga dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbaik dunia, dengan varian Robusta dan Arabika. Dataran Tinggi Gayo menjadi pusat kawasan penghasil kopi Gayo Arabika yang ditanam organik oleh petani sehingga tidak merusak lingkungan. Tahun 2016 lalu, lebih dari 9.595 ton biji kopi diekspor ke 23 negara, sebagian besar di Eropa.

Untuk Industri pariwisata, Aceh juga telah berkembang pesat seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh setiap tahun. Aceh memiliki atraksi wisata bawah laut yang indah dan telah menarik minat banyak penyelam dari seluruh dunia. 

Atraksi bawah laut ini tersebar dari Sabang, Simeulue, hingga Pulau Banyak. Pemerintah Aceh juga mengundang investor membangun hotel dan infrastruktur di destinasi wisata potensial tersebut.

Pemerintah Aceh kata Mawardi, telah membentuk Tim Task Force Satgas Percepatan Investasi untuk membantu mengatasi hambatan layanan investasi. 

Tim ini dibentuk untuk memastikan keterlibatan pemerintah dalam memfasilitasi kegiatan penanaman modal dan menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi pengusaha. Penanganan hambatan investasi dilakukan melalui koordinasi dengan seluruh instansi terkait, sosialisasi, monitoring dan evaluasi secara berkala.

Berbagai inovasi juga telah diterapkan di lingkungan DPMPTSP Aceh. Sistem pengaduan dan layanan perizinan e-klinik serta layanan informasi potensi dan proyek investasi dapat diakses di www.investaceh.id. 

“Kami berharap fasilitas tersebut semakin mempermudah calon investor membangun bisnis mereka di Aceh, serta memberikan layanan yang lebih cepat, mudah dan efektif,” kata Mawardi. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda