kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pemko Banda Aceh Sebut Pentingnya Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat

Pemko Banda Aceh Sebut Pentingnya Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat

Rabu, 24 Juli 2024 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Lokakarya Strategi Keterlibatan Masyarakat dan Kelompok Peduli dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik (ALD) Kota Banda Aceh di Hotel Rasamala, Rabu (24/7/2024). [Foto: Diskominfotik BNA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan pada Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh, Jalaluddin mengatakan pentingnya pengelolaan air limbah domestik secara terpusat.

Hal ini disampaikannya pada kegiatan Lokakarya Strategi Keterlibatan Masyarakat dan Kelompok Peduli dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik (ALD) Kota Banda Aceh di Hotel Rasamala, Rabu (24/7/2024).

Jalaluddin mengatakan saat ini penanganan limbah domestik skala kota di Kota Banda Aceh belum terkelola dengan baik dan masih dengan pola individual septic yang belum begitu baik.

“Ini berdasarkan hasil survei oleh UNICEF dan tim, kita baru 9 persen dari data yang diambil mempunyai septic tank yang aman, barangkali kita punya septic tank di setiap rumah tapi tidak aman,” kata Jalaluddin.

Oleh karena itu, kata Jalaluddin Pemerintah Kota Banda Aceh memiliki konsep besar dalam pengelolaan limbah domestik yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) untuk seluruh kota yang dibagi empat zona dengan sistem pipa yang dibantu oleh pompa, dan saat ini sedang dikerjakan IPAL pada zona dua serta sebagian jaringan sumber dana APBN, sedangkan untuk pembangunan pada zona yang lainnya akan terus dicari sumber pembiyaan berupa bantuan lunak atau soft loan serta APBN.

“Kita pemerintah kota berkeinginan melaksanakan konsep besar dalam pengelolaan limbah domestik dengan sistem SPALD-T seluruh wilayah kota Banda Aceh. Ini merupakan konsep penanganan air limbah domestik yang paling aman karena menggunakan pipa dibantu pompa yang mengalir pada satu tempat,” kata Jalaluddin.

“Mengingat pembangunan SPALD-T seluruh Kota Banda Aceh membutuhkan biaya yang sangat besar dan waktu cukup lama maka untuk mengelola limbah domestik kota akan dilakukan dengan pola sedot lumpur tinja terjadwal,” tambahnya lagi.

Jalaluddin berpesan kepada para peserta yang hadir pada lokakarya ini terutama para keuchik agar dapat menginformasikan kepada warga tentang pentingnya mengelola limbah domestik atau limbah rumah tangga yang ada di wilayah masing-masing. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda