Pemuda 17 Tahun Terseret Arus Sungai Krueng Aceh Ditemukan Tak Bernyawa
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Korban tenggelam di Sungai Krueng Aceh, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar telah ditemukan pada Sabtu (18/1). Dokumen untuk dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Operasi SAR untuk mencari korban tenggelam di Sungai Krueng Aceh, Kecamatan Kuta Malaka, Kabupaten Aceh Besar, resmi ditutup pada Sabtu (18/1) setelah korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Kepala Basarnas Banda Aceh, Al Hussain, mengungkapkan bahwa korban, Hanifa (17), warga Gampong Batee Linteng, Kecamatan Simpang Tiga, ditemukan tersangkut di dermaga kecil sejauh 18,6 km dari lokasi awal kejadian.
Insiden ini terjadi pada Rabu (15/1) sekitar pukul 14.30 WIB. Hanifa bersama delapan temannya sedang berburu babi di kawasan sekitar Sungai Krueng Aceh.
Ketika buruan mereka berlari ke arah sungai, salah satu teman Hanifa mencoba menyeberangi sungai namun kembali ke daratan karena arus yang deras. Hanifa kemudian turun ke sungai untuk menolong, tetapi arus yang kuat menyeretnya.
"Upaya pertolongan oleh teman-temannya tidak membuahkan hasil, sehingga kejadian ini dilaporkan ke Polsek Kuta Malaka," kata Al Hussain dalam keterangan kepada Dialeksis.com, Sabtu, 18 Januari 2025.
Menurut Al Hussain, operasi SAR dilakukan dengan maksimal selama empat hari, melibatkan berbagai unsur dan peralatan.
"Pada hari keempat, kami memperluas area pencarian hingga 8 km ke arah hilir dengan perahu karet dan penyisiran darat sejauh 6 km menggunakan alat deteksi korban Aqua Eye serta pemantauan drone. Upaya ini akhirnya membuahkan hasil," jelas Al Hussain.
Pukul 10.40 WIB, korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Tim SAR segera mengevakuasi jenazah menggunakan perahu karet dan membawanya ke RSUD Zainoel Abidin menggunakan ambulans milik RAPI.
Al Hussain menambahkan bahwa kondisi cuaca selama operasi relatif bersahabat dengan langit berawan, namun arus sungai yang deras menjadi tantangan utama.
"Tim gabungan bekerja keras di tengah arus sungai yang kuat, menggunakan peralatan seperti perahu karet, Aqua Eye, dan drone untuk memaksimalkan pencarian," pungkasnya.