kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pendidikan Agama dan Karakter Harus Diajarkan Sejak Dini

Pendidikan Agama dan Karakter Harus Diajarkan Sejak Dini

Senin, 06 Desember 2021 13:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Pembina Osim, MAN 1 Inovasi Subulussalam, T. Hanif Farli, S.Pd. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Subulussalam - Pendidikan Agama di Aceh merupakan salah pendidikan yang penting bagi siswa/i di Aceh dan masyarakat tentunya.

Pembina Osim, MAN 1 Inovasi Subulussalam, T. Hanif Farli, S.Pd mengatakan, pendidikan Agama di Aceh Dari dulu hingga sekarang itu sifatnya monoton dalam hal meningkatkan pemahaman siswa/i.

“saya rasa juga demikian juga pendidikan Agama di SMA dan di MAN 11-12, tidak jauh beda,” katanya kepada Dialeksis.com, Senin (6/12/2021).

Kecuali, kata Hanif, beda konteknya itu pesantren Dayah terpadu atau sekolah unggul. Konsep pendidikan sama, monoton, tidak ada perbedaan, hanya saja arahan dari bapak menteri dan presiden yang ingin menerapkan K13 yang sampai sekarang masih bertahan, yang memusatkan pada pendidikan karakter.

“Karakter itu kalau dibalikkan ke konsep islam itukan Adab, dan disini itu tidak berjalan, yang karakternya dimana? Apa yang dikarakterkan? Jadi dalam proses pembelajaran sehari-hari itu juga gak ada pembelajaran khusus atau pembelajaran pembentukan karakter,” jelasnya.

Menurutnya, kata Hanif, dengan melakukan sedikit perubahan dengan cara mengajar pendidikan Agama ini pembentukan karakter/Adab dengan cara menerapkan sistem pembelajaran Agama di Pesantren/Dayah.

“Dengan cara seperti itu sangat bagus dan efektif dalam memberikan pendidikan Agama secara luas dan pembentukan karakter dai siswa/i, dengan cara misalkan pendidikan umum itu di pagi hari misalkan dari jam 8-11, selanjutnya pendidikan Agama dan pembentukan karakter disambung dijam selanjutnya sampai dengan selesai, atau disesuaikan masing-masing sekolah yang ada, atau menerapkan sistem Boarding School” jelasnya.

Hanya saja, Hanif menyampaikan, untuk menerapkan sistem Borading School itu tidak mungkin dilakukan disemua sekolah yang ada. “Hal itu disebabkan mungkin masalah faktor dana dan SDM,” sebutnya.

Namun, Hanif mengatakan, hal itu sangat efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan Agama di sekolah-sekolah (SMA/MAN).

Hanif menjelaskan, sebenarnya tanpa harus menerapkan sistem pembelajaran Boarding School atau sistem belajar saat ini, pendidikan Agama dan karekter itu bisa diajarkan atau harus diajarkan sejak dini. “Penerapannya itu harus diutamakan sejak dini, atau masuk Sekolah Dasar (SD), berkaca dengan negara Jepang, pendidikan karakter untuk siswa/i disana (Jepang) itu sangat tinggi, sehingga karakter anak-anak itu sangat bagus, karena sudah diajarkan sejak dini sejak memasuki bangku sekolah,” jelasnya.

Oleh karenanya, Hanif mengatakan, penting sekali dengan mengajarkan pendidikan Agama dan karakter juga sejak dini, karena itu juga akan menolong atau membantu mereka terhindar dari bahaya narkoba, judi, perzinaan ataupun perbuatan tak tercela lainnya.

“Hal-hal seperti itu yang membuat generasi kita bisa berubah ke arah yang lebih, dan terlebih lagi, minat belajar siswa/i itu juga akan meningkat, sejatinya masa SMA/MAN itu adalah tempat mereka menentukan kemana mereka akan berpijak, apakah ingin jadi pengusaha, menjadi aparat penegak hukum (Polisi, Tentara), Dokter, Tenaga Pengajar misalnya guru, dosen atau dan lainnya,” tukasnya.

Hanif menyampaikan, hal-hal seperti ini tidak kalah penting daripada peran orang tua, guru, ustad, dan juga lingkungan yang ada.

“Jadi harus banyak prakteknya daripada teori, karena permasalahan itu lebih kompleks daripada teori yang kita sampaikan atau kita bicarakan,” pungkasnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda