kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Penipuan Online Berbahasa Gayo Mulai Marak, Korban Berjatuhan

Penipuan Online Berbahasa Gayo Mulai Marak, Korban Berjatuhan

Sabtu, 08 Januari 2022 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Baga

DIALEKSIS.COM| Takengon- Penipuan online dengan menggunakan Bahasa Gayo, kini semakin marak dan sudah banyak menelan korban khususnya orang-orang Gayo. Karena kelompok penipu online ini bukan hanya fasih berbahasa Gayo , namun bagaikan mengenal para korban.

Jaringannya juga sangat rapi, sehingga awalnya korban tidak menaruh curiga. Para pelaku meminta tranpers uang kepada korban dengan menggunakan WA memakai DP (foto) orang yang dikenal korban yang sering berhubungan dengan korban.

Bahkan, dari pengakuan korban, suara penipu ketika ditelpon dalam Bahasa Gayo, sangat mirip dengan suara orang yang ada dalam gambar DP pelaku, sehingga korban tidak menaruh curiga. Modusnya rapi dan memiliki jaringan.

Kali ini menimpa seorang korban, agen BSI di Kampung Merodot Bintang, Aceh Tengah. IF( catatan, awalnya nama korban Dialeksis sebutkan, namun kemudian korban meminta namanya disamarkan, beritanya sudah diedit ulang). Dia sudah lama menjadi agen ini, sebelumnya BRI link, kini beralih ke BSI, Rp 28 juta uang dalam rekening habis ditarik si penipu.

Awalnya diminta transpers Rp 5 juta.  Korban mentranspernya  melalui HP andoid miliknya. Namun, setelah uangnya ditranpers ada kejutan lainya. BSI link miliknya terblokir, beberapa jam kemudian baru bisa dibuka kembali. Namun ketika terbuka, uang saldo dalam BSI linknya senilai Rp 23 juta lagi telah habis ditarik oleh pekaku, hanya tersisa Rp 150. 000.

IF, ketika Dialeksis.com meminta keteranganya di Merodot, Sabtu (8/1/2022) menjelaskan kronologis bagaimana dia bisa mentranspers uang dan kemudian saat dia melaporkan kasus itu awalnya ke Polsek Bintang, BSI linknya masih diblokir.

Kejadian itu Jumat (7/1/2022) sore. Dia diminta mentransper uang oleh orang yang menggunakan nomor HP dan DP foto WA atas nama Tertona, Sekretaris Kampung Kala Segi Bintang.

Ketika ditelpon suaranya mirip sekali dengan Sekretaris Desa Kala Segi ini, dimana dia selama ini sering meminta bantuan transpers uang. Namun kali ini jumlahnya besar, korban awalnya sempat berpikir.

Namun tidak lama kemudian masuk lagi WA dengan nomor yang lain, kali ini menggunakan DP foto Rahmah, salah seorang toke kopi, juga tetangga Sekretaris Desa di Kampung pinggiran Danau Lut Tawar itu.

Dalam keteranganya kepada Dialeksis.com, korban ketika dia menelpon dalam Bahasa Gayo orang yang menggunakan foto DP Rahmah, dia tidak menaruh curiga. Karena, suaranya juga mirip dengan suara Rahmah. Dia mengatakan sebentar lagi uang yang diminta Tertona untuk ditranpers, akan diantarnya ke rumah.

Karena percaya kepada kedua penelpon ini, apalagi DP WA nya menggunakan foto orang yang bersangkutan, suaranya juga mirip. Ahirnya guru SD ini mentransper uang ke rekening BRI atas nama Safitri.

Kemudian dia menunggu Rahmah yang menjanjikan akan mengantar uangnya. Namun tidak lama kembali ada telpon, kali ini dari nomor Rahmah yang asli. Telpon di seberang sana menyebutkan, kalau ada orang yang minta transper uang atas nama Tertona jangan dilayani, karena itu penipuan.

Karena Rahmah dan juga suaminya mau dijadikan korban oleh pelaku. Kepada mereka juga diminta untuk mentransper uang atas permintaan Tertona. Karena tidak lazim, ahirnya mereka menelpon Tertona, namun jawabanya orang yang disebut pelaku tidak pernah meminta ditransper uang.

Mendapat kabar itu, IF terkejut. Apalagi dia membayangkan uang dalam saldonya sekitar Rp 23 juta lagi, bukan miliknya, namun milik pihak lain yang dia masukan ke dalam rekeningnya. Ahirnya dia kembali menelpon nomor yang orang suaranya sangat mirip dengan Tertona, namun HP nya sudah tidak aktif lagi.

Kemudian dia cek WA yang menggunakan DP foto Tertona, namun DP dalam foto itu sudah hilang. Kemudian dia menelpon Tertona dengan nomor yang selama ini berkomunikasi, sekretaris Kampung Kala Segi ini terkejut, karena dia tidak pernah meminta transper uang.

Setelah mendapat info itu, kemudian korban mengecek BSI linknya. Anehnya sudah tidak bisa dibuka lagi. Dia terkejut dengan pemblokiran itu, apakah karena jaringan internet sedang tidak bagus, begitu yang ada dalam benaknya.

Dalam penipuan yang dilakukan pelaku juga membawa nama Aman Rika, Bendahara Kampung Kala Segi. Nama Aman Rika, beserta fotonya juga dijadikan jaminan oleh pelaku, untuk meminta uang kepada korban.

Suasana di Kala Segi dan Merodot, Bintang, gaduh. Ahirnya sore Jumat (8/1/2022) korban langsung membuat laporan ke Polsek Bintang, Aceh Tengah. Di sana juga pihak kepolisian membuka link BSI korban, namun tetap terblokir. Namun ketika dicoba ke link BSI milik orang lain, tetap terbuka.

Atas saran pihak Polsek Bintang, ahirnya IF, usai magrib korban melaporkan kasus itu ke Polres Aceh Tengah. Petugas Polres yang menerima laporan itu, mengecek nomor pelaku, ketika dia melakukan penipuan berada di Prapat, Sumatera Utara.

Kejadian itu menurut Winko, anggota Reskrim Polres Aceh Tengah, sudah berulang kali terjadi. Mereka punya jaringan, mereka menggunakan Bahasa Gayo dan waktu operandinya pada hari Jumat.

Sehingga korban ingin memblokir atau melaporkan kasus itu ke bank sangat sulit, karena bank sudah tutup dan baru bisa dilaporkan pada hari Senin.

Korban lainya yang terjadi pada hari Jumat dengan modus operandi yang hampir sama menimpa ZF, salah seorang agen BRI (BSI) di Kota Takengon. Dia juga menjadi korban, karena pelaku menggunakan foto DP dalam WA nya adalah adik sepupu korban.

ZF yang tertimpa musibah itu, kepada Dialeksis,com juga mengatakan menyebutkan, suara pelaku ketika dia menelpon, suaranya juga mirip dengan adik sepupunya, sehingga dia tidak ragu mengirimkan transpers uang.

Namun agen bank ini, sisa saldo dalam rekeningnya tidak tersedot, tidak sama seperti IF. Dimana Inen Syifa setelah melakukan transpers, BSI linknya terblokir, kemudian sisa saldo didalam habis disedot pelaku. BSI Linknya baru bisa dibuka setelah 3 jam kejadian.

Mendapat laporan korban penipuan dengan menggunakan Bahasa Gayo ini, Kapolres Aceh Tengah, AKBP Nurahman Nulhakim yang diminta Dialeksis.com keteranganya secara terpisah menyebutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Polda Aceh khusus cyber.

“Kita berupaya mengungkap kasus ini. Kami minta kepada masyarakat untuk berhati-hati. Modus operandi kejahatan online ini beragam, mereka akan menggunakan berbagai cara untuk merayu, meyakinkan kemudian menipu korban,” sebutnya.

Untuk itu, sebut Kapolres, ketika ada yang meminta transper uang, lakukan pengecekan dengan sebenar-benarnya. Lakukan pengecekan berlapis. Jangan sembarangan mentransper uang, modus kejahatan sekarang semakin beragam. Awas penipuan, sebutnya. (Baga)


Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda